Rabu, 09 September 2015

[LYRIC] wacci - kirameki

ini nih salah satu ost nya shigatsu wa kimi no uso. lagu ini adalah lagu ending pertamanya, nuansanya masih ceria gitu, ga kayak ending kedua yang endingnya udah masuk fase galau. lagunya enak kalau di dengar versi asli, tapi lumayan sedih juga kalau dibawaiin versi balad, karna iringan piano yang menyayat hati.


ochikondeta toki mo ki ga tsukeba waratteru
futari nara sekai wa iki o fukikaeshita
itsumo no kaerimichi ashioto kizamu rizumu
ameagari machi o nuketeyuku kaze no yasashii nioi

onaji jikan o wakeainagara futari de sugoseta kiseki o
korekara saki mo tsunagetain da chanto me o mitetsutaetai

tsunaideitai te wa kimi no mono datta yo
nigirikata de nani mo kamo o tsutaeaeru sono te datta
hoka no dare demo nai kimi ja nakya dame da yo
itsumademo soba ni itai to omoeta

furikaettemitemo inai no wa wakatteiru
nanoni mata namae yobareta ki ga shite miwatashitemiru
kado o magareba hohaba awaseta ano koro ni modoreru you na
sakura no aachi ima wa sono ha o orenji ni someteru kedo

sakasetai egao wa kimi no mono datta yo
machi irodoru kigi no you ni kirei na akai sono hoho datta
omoide ga maichiru komiageru omoi o
dokomademo tooi sora e to tobashita

kiiteitai koe wa kimi no mono datta yo
mimi o tsutai karadajuu o tsutsumuyouna sono koe datta
deai kara subete ga kakegaenonai hibi
itsumademo kono mune ni aru yo
arigatou

indonesia :

Meskipun aku terjatuh, kau tetap tersenyum kepadaku
Seluruh dunia terasa hidup kembali saat kita bersama
Di jalanan pulang yang selalu dilewati, hentakan langkah kaki kita berirama
Hujan berhenti, dan aroma lembut angin melewati kota

Sata kita bersama dan setiap keajaiban yang kita alami
Kuingin itu berlangsung selamanya, ingin kutatap matamu dan memberitahumu

Tanganmulah yang ingin kugenggam
Tangan itu yang bisa sampaikan segalanya seraya mencengkeramku
Tidak ada orang lain, cuma kamu yang kuinginkan
Ku menyadari bahwa ku tak ingin berpisah darimu

Meski melirik ke belakang, kutahu kau tak ada
Namun, aku seperti mendengarmu panggil namaku lagi, dan kucoba mencari-carinya
Andai kubisa kembali ke hari-hari di mana kita berjalan maju, dengan membalikkan arah
Dedaunan di sekitar bunga sakura tlah berubah menjadi orange sekarang

Tapi wajah dengan senyummu itu yang ingin kubuat mekar
Pipi merah merona itu bagai pepohonan yang mewarnai jalanan
Kenanganku berkibaran saat terjatuh, kuterbangkan perasaan di hatiku
Ke langit nan jauh tanpa akhir di sana

Suaramulah yang ingin aku dengar
Membuatku serasa di pelukanmu hanya dengan bisikanmu, itulah suaramu
Semenjak kita bertemu, hari-hari ini menjadi harta yang taktergantikan
Itu kan selalu ada di hatiku

Terima kasih...

[FANFIC] final girl part 2 (nisekoi fanfic)

Seperti nya saya perlu membuatkan daftar karakter
1.       Ichijou Raku : karna urusan keluarga yakuza nya yang rumit harus dipaksa pura pura berpacaran dengan seoarang anak mafia. Menyimpan persaan suka ke teman sekelasnya sejak saat mereka masih SMP
2.       Kirisaki chitoge : pacar boongannya raku yang merupakan anak mafia. Cewek blasteran amerika-jepang, bapaknya orang amerika dan emaknya orang jepang. Lambat laun dalam perkembangan cinta palsu mereka, chitoge mulai menyukai raku
3.       Onodera Kosaki : teman sekelas yang sudah disukai raku sejak SMP. Sebenarnya kosaki juga menyukai raku, tapi keduanya belum menyatakan perasaan masing masing.
4.       Maiko Shuu : teman raku dari kecil. Dia pengertian sama raku tapi pelit untuk memberikan petunjuk soal apa yang dialami raku, dia lebih suka kalau raku mengetahuinya sendiri.
5.       Tsugumi Seishirou : pengawal setianya chitoge. Selalu overprotective terhadap majikannya.

6.       Miyamoto Ruri : teman dekatnya kosaki. Niat banget menjodohkan kosaki dan raku.


“raku, seharian ini lu ngelamun mulu. Apa yang lu pikirin?” shuu mencoba membuka pembicaraan antara dirinya dan sahabat baiknya sedari kecil ini. “aa.. gua tau, pasti tentang kirisaki”
Bak orang yang lagi tersedak, raku lalu mencoba membuat dirinya kembali seperti biasa “g juga, jangan asal tebak” ucapnya kemudian. Dan raku pun kembali diam menatap jauh ke langit sementara shuu yang dari tadi sedang melihat cewek cewek ngerumpi dari atas atap gedung sekolah meluruskan posisinya sejajar dengan raku.
“kalau begitu lu udah siap buat lihat nilai ujian kita di papan pengumuman. Sepertinya dari tadi lu menghindari kali buat lihat nilai lu,hahaha”
“berisik lu, baru juga gua mau ajakin lu” dan raku pun mendahului shuu untuk bergerak turun kelantai dasar tempat dimana nilai hasil ujian diumumkan.
Di tengah perjalanan turun shuu memperhatikan temannya, berharap raku mau menyampaikan apa sebenarnya yang dirisihkannya dengan sendirinya sampai akhirnya shuu sadar kalau jika dia menunggu raku ga akan membuka mulutnya “lu tau ga raku, gosipnya sekarang lu udah putus sama kirisaki. Apa itu benar?” Shuu akhirnya mengatakannya juga dengan pandangannya mengarah kelangit langit.
“aa..aku sudah menduga lu bakal membahas ini” raku tersenyum kecut, tanpa melihat kearah shuu dia melanjutkan perkataannya “ini tidak seperti yang digosipkan, kami hanya sedang focus untuk menghadapi ujian” kilahnya
“benarkah?”
“mmm” raku mengangguk mengiyakan. Tapi jelas Shuu merasa itu sebuah kebenaran.  “yaps, akhirnya sampai. Tapi gua ga nyangka udah jam segini masih banyak juga yang nongkrongin papan pengumuman” raku berhenti sesaat untuk kemudian melanjutkan langkah kakinya.
“dasar lu, baru juga jam segini. Ini baru 15 menit setelah hasilnya keluar. Ya jelas masih rame” shuumenyusul jalan raku dan menepuk nepuk pundaknya.
“o, begitu” dan raku pun mencoba mencari namanya di papan pengumuman.
“bagaimana peringkatmu?” Tanya shuu dengan tampang usilnya
“hah, tidak jelek juga, aku di no 59”
“yokatta ne, raku”
“hai.. tapi siapa yang menjadi #1 semester ini” saat itu juga mata raku lari kesudut paling kanan papan pengumuman, mendadak matanya membesar dan mulutnya menganga “Kirisaki Chitoge”
“lu kayak kaget banget gitu, raku. Aslinya kirisaki kan emang cewek pintar”
“memang selama ini dia selalu berada diurutan 5 besar peringkat sekolah tapi kali ini dia mencapai #1, baiklah mungkin gua harus cari dia lagi buat ucapin selamat atas kerja kerasnya. Bodo amat masalah tadi pagi” gumam raku dalam hatinya
“gomen,shuu. Gua ada urusan lain” raku pun berlari kecil meninggalkan shuu.
Hampir setengah jam raku mencari kesana kemari, tapi orang yang dicari ga menampakkan wujudnya, sampai akhrnya raku ingat perkataan chitoge tadi soal janji ketemu kosaki. Ga beberapa lama kemudian raku menemukan kosaki dan ruri sedang melambai lambai kearah sebuah limusin di depan gerbang sekolah. Raku pun menghampirinya.
“bukankah itu chitoge?” raku menunjuk limusin yang maikn menjauh dari gerbang.
“hai. Baru saja pulang, katanya ada yang mau dipersiapkannya dirumah. Apa kamu mau menemuinya?” jawab onodera kosaki dengan senyumanna yang cerah.
“aku hanya pengen ngucapin selamat, tapi mau gimana lagi, kalau sudah pergi aku bilang kapan kapan saja”
“ah, aku mengerti. Chitoge-chan hebat sekali bukan? Mencapai 10 besar itu aja udah sulit, tapi dia bisa sampai tahap menjadi #1” onodera tidak henti hentinya membuat senyuman diwajahnya yang membuat pertahanan raku mulai melemah.
“kamu benar benar harus berterimakasih padanya kosaki, karna berkat usaha keras chitoge juga kau bisa masuk 50 besar. Aku benar benar ga habis pikir dia bisa mengajari mu yang bebal ini dengan sangat baik, aku bahkan tak sanggup menghadapi kebloonanmu” omel ruri.
“eee, onodera, kamu….50 besar” raku bahkan tak sadar kalau onodera peringkat 50, dia hanya bisa menunjuk kaget “ometou, onodera. Kamu pasti bisa kalau kamu usaha”
“chitoge-chan benar benar gigih sekali mengajari ku, rasanya hutang budi ku terlalu besar padanya”
Ditengah pembicaraan shuu muncul “ujian beres, nilai juga bagus. Mari kita merencanakan liburan” sorak shuu.
“gua ga mau kalau liburan gua ada lu, gua ga ikut” jawab ruri ketus.
“otak kamu juga butuh refreshing, bukankah sulit untuk mencapai peringkat 16?” bals shuu dengan ampang konyolnyo.
“lu mau ledekin gua karna peringkat lu diats gua ya” dan mulai adegan pukul pukulan ruri terhadap shuu. Raku dan Kosaki hanya menatapnya lemas.
Dalam keadaan sekarat shuu mencoba meraih raku “kirisaki sudah pergi ya, tenang raku, kalau lu kesipian, lu masih punya gua”
“apa apa an lu” raku mencoba melepaskan tangan shuu darinya
***
Seminggu setelahnya, raku belum juga menghubungi chitoge, begitupun chitoge tak pernah memberikan kabar ke Raku. Tapi hari ini mereka semua akan berkumpul sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh shuu. Pastinya chitoge pun akan datang dan habis dari perjlanan yang menyenangkan itu raku akan mencoba berbicara lagi dengan Chitoge agar hubungan mereka bisa kembali seperti sedia kala lagi. Tapi saat raku sampai pada tempat yang telah dijanjikan, sebuah halte bus yang akan membawa mereka nanti pergi ke taman bermain, dia tak melihat Chitoge maupun Tsugumi. Yang datang baru onodera, shuu dan ruri. Raku berusaha memutar mutar lehernya jikalau mereka telat atau sedang kesuatu tempat.
“ne minna, chitoge dan tsugumi kemana?” Tanya raku masih dengan celingak celinguk mencari dua orang yang ga ada.
Semua perhatian tertuju pada raku dengan tampang ga percaya. “ne raku, apa chtoge-chan tidak mengatakannya kepadamu?” kosaki yang pertama kali sadar dalam kebengongan mereka itu merespon pertanyaan raku dengan sebuah pertanyaan.
“apa maksudmu” raut wajahnya berubah kebingungan.
“ano ne raku, apa chitoge-chan benar benar tidak memberitahu mu?” kosaki yang juga masih tidak percaya dengan ketidaktahuan raku itu mengulangi lagi pertanyaannya untuk memastikan.
“aku ga tau, memberitahuku apa?” nada bicara raku masih begitu tenang  dan kebingungan.
“tapi chitoge-chan bilang sudah menyampaikannya padamu?”
“aku masih belum mengerti. Ne onodera, kenapa ga bilang saja sekarang, aku mulai penasaran”
Kosaki menundukkan wajahnya sebentar lalu kembali mencoba menatap raku “chitoge-chan sudah kembali ke amerika di hari pengumuman hasil ujian”.
Raku awalnya hanya tersenyum dan berkata “mana mungkin begitu, jangan becanda onodera”
“hontou yo, aku ga boong”
Seketika raut wajah raku berubah serius dan terdiam. “jadi itu maumu, pergi tanpa memberitahukannya padaku. Sial”
“ne raku, ayolah, lu masih punya gua. Gua ga akan biarin lu kesepian” shuu mencoba merangkul  yang tampak ga senang dengan situasi ini.
“jadi lu udah tau dang a ngasih tau gua”
“karna gua pikir chitoge udah ngasih tau lu. Hora, ruri-chan dan kosaki-chan juga ga tau kalau ternyata chitoge belum ngasih tau lu”
Saat bus mereka datang, raku hanya diam di sepanjang perjalanan, suasana pun menjadi ga enak karna keheningan tersebut. Raku kembali teringat kejadian di belakang gedung sekolah saat dia membawa chtoge untuk bicara, lalu perhatiannya kembali teringat akan kalimat terakhir yang dilontarkan chitoge padanya “sayonara”.
“lu ga bisa gini terus,bro. disini ada kosaki juga, lu mau dia jadi ga menikmati waktu ini lantaran lu nya cemberut terus”
“lu benar shuu, kalau itu emang udah maunya dia. Gua turutin aja” raku berusaha menyingkirkan chitoge dari pikirannya dan focus kepada onodera . “lu mau gue ga nyia nyiakan kesempatan gua dengan onodera kan,chitoge. Gua ikutin maul u” pikir raku yang kelihatannya masih kesal dengan chitoge.
Mood raku segera berubah setelah turun dari bus. Mood yang dipaksakan ingin bersenang senag padahal otaknya masih kacau balau. Selama dalam arena permainan raku focus memberikan perhatiannya pada onodera. Seperti biasa, keduanya terlihat malu malu dan sungkan. Sedangkan di lain pihak, ruri dan shuu tak henti hentinya bersiteru.
“aku ikut menyesal karna karna kamu benar benar ga tau soal keberangkatan chitoge”
“bisakah kita tidak membicarakannya dulu, mood ku bisa hilang jika mengingatnya”
“tapi ichijou, kamu jangan membencinya, karna aku yakin ada alasan kenapa dia tidak memberitahumu. Maafkan aku karna mengungkit hal ini. Tapi aku benar benar tidak mau kalau kamu sampai membencinya” ucap onodera sembari menundukkan pandangannya saat mereka sudah lelah bermain seharian dan duduk ditaman terdekat.
“aa.maaf onodera, kamu jngan bikin tampang kayak gitu. Mana mungkin aku membencinya” raku melambai lambaikan tangannya sambil tersenyum agar suasana murung ini hilang.
“jika kamu ga membencinya, apa kamu menyukainya?” onodera menggenggam kuat kedua telapak tangannya dalam pangkuannya.
Raku terdiam dan terlihat sedikit melamun “ntah lah, aku juga ga tau. Selama ini aku menganggapnya hanya teman baikku” lalu dia mulai menjawab dengan tenang.
“tapi aku merasa chitoge bagimu lebih dari sekedar itu”
“ntahlah, aku juga tidak tau”
“ichijou, apa ada orang yang kamu sukai saat ini?”
Raku tersentak dan mulai berkeringat dingin, ketenangannya mulai hancur diganti dengan perasaan deg degan g karuan “haruskah kukatakan padanya saat ini juga” pikirnya dalam hati. “ayo raku, lakukan sekarang, sekarang lah saatnya, beritahu dia” raku mulai menyemangati dirinya sendiri.
“onodera, sebenarnya………sebenarnya…….dari dulu……..aku sudah…….me….me….meny”
“yosh raku, mesra sekali berdua duan disini. Lagi ngomongin apa?”
Suasana menegangkan tadi terkacaukan oleh Shuu yang tiba tiba mengganggu pernyataan cinta raku “sial lu shuu, gua gagal mengungkapkan nya kali ini gara gara lu” pekiknya dalam hati.
Saat raku hendak mencekik shuu karna rasa kesalnya yang mendalam onodera lalu bangkit “sudah mau malam, kita harus pulang sekarang”.
Dalam ketenangannya sebenarnya onodera hanya ingin kabur dari situasi yang benar benar penuh sesak tadi. Tentu saja kosaki berharap itu pengakuan cinta dari raku, tapi semua kandas oleh shuu.
Diperjalanan pulang saat mereka terpisah menjadi 2 kelompok laki laki da perempuan. Pembicaraan lain pun terjadi
“sail lu shuu. Hampir aja gua berhasil ngungkapin perasaan gua ke onodera. Lu malah ganggu” ungkap raku kesal sembari masih menahan emosinya pada sahabat bainya itu.
“gomen,raku. Gua benar benar ga sadar tadi sama situasinya. Ntah kenapa gua jadi ga peka gini hari bini” shuu mencoba membuat alasan agar dapat dimaafkan raku. “tapi raku, apa yang maul u lakuin kalau ternyata onodera juga menyukai mu, mau pacaran?”
“…” raku hanya terdiam, bingung mau jawab apa sama shuu.
“tapi bagaimana dengan chitoge?” shuu kembali mencoba mendapatkan perhatian raku dengan menyinggung soal chitoge “apalu menyukainya? Apa dia masih menjadi teman baik lu?” walaupun tampang konyol shuu measih terlihat saat mengucapkan kata kata itu, tapi nadanya terlihat serius.
“ntah lah” jawab raku singkat sambil mengalihkan pandangan ke sisi lain jalanan, dia ga mau lihat shuu dan ingin rasanya ga membicarakan ini.
“raku, sampai kapan lu bakal jadi orang ga peka dan ga mengerti perasaan lu sendiri” shuu menepuk pundak sohibnya itu dan berjalan mendahuluinya “lebih baik lu pikirin lagi tentang siapa yang lebih lu cintai, jangan melarikan diri lagi” shuu pun mulai menghilang di ujung jalan. Meninggalkan raku yang masi termenung dengan ucapannya.
Sementara itu pembicaraan di antara dua cewek, kosaki dan ruri.
“jadi, bagaimana perkembangan hubungan mu dengan ichijou? “
“ruri-chan… aku rasa aku belum mendapatkan kemajuan juga. Ku pikir setelah mendengar cerita chitoge minggu lalu aku akan bisa mengungkapkan perasaan ku padanya. Tapi yang ada aku malah tak bisa mengatakannya sekarang”
“apa lagi yang kamu tunggu. Chitoge juga udah ga disini. Bukankah chitoge sendiri yang menyemangati mu untuk melakukan pendekatan pada raku?”
“itu memang benar. Tapi…tapi….”
“ya sudahlah, mungkin kamu harus benar benar persiapkan lagi mental mu untuk kesempatan berikutnya. Ajak saja dia kencan saat hati mu sudah siap untuk melakukan pengakuan”
“mungkin kamu benar ruri-chan”
***
 “Sial shuu, perkataannya malam itu malah tambah bikin galau saja” sudah dua hari setelah mereka pergi liburan ke taman bermain. Selama itu juga raku galau memikirkan tentang siapa cewek yang sebenarnya disukainya.  Ditengah kegalauannya raku mendapatkan sms dari onodera.
“pergi berdua saja dengan onodera” gumamnya setelah membaca sms itu. Dengan cekatan raku membalas pesan onodera dengan menjawab kalau dia pasti akan datang.
Setemgah jam sebelum jam yang dijanjikan raku sudah berada di tempat yang mereka janjikan. Dia ga sabar menunggu kencan nya dengan onodera. Kali ini dia bertekad akan benar benar menyampaikan perasaannya dengan benar kepada onodera. “kalau dipikir pikir ini memang agak terlalu cepat, tapi aku ga ingin onodera yang menungguku” pikirnya.
Masih ada kurang dari setengah jam lagi kemungkinan raku akan bertemu onodera di taman kota, dia berusaha untuk focus hanya memikirkan tentang kencannya dengan onodera, tapi yang ada malah bayang bayang chitoge masuk tanpa permisi di otaknya. “sial, kenapa dia harus menghantui otak gua terus, ini bukan waktunya mikirin orang yang pergi tanpa pamit kayak dia” raku mencoba menolak keberadaan chitoge di kepalanya.
Setengah jam berlalu dan onodera datang melambaikan tangannya e raku “sial, aku masih belum bisa menbuang cewek gorilla itu bahkan setelah onodera datang” gumamnya dalam hati.
“ohayo raku” sapa onodera dengan untaian senyum terbaiknya pagi ini.
“ohayo, onodera” sapa baliknya. Dengan wajah memerah raku mencoba melontarkan pikirannya “kamu terlihat cocok dengan bajumu” sambungnya
“arigatou” onodera hanya tersipu malu menanggapinya.
“ada tempat yang ingin kamu kunjungi?” Tanya raku masih dengan malu malu
“aku juga ga terlalu tau ingin kemana, ichijou, ini terserah padamu saja”
Dan suasana kencan yang diharap harapkan nya bersama onodera pun berjalan dengan mulus, ini seperti mimpi yang dibuat raku -saat membayangkan akan kencan dengan onodera sedangkan dia lagi ada kencan dengan chitoge menjjadi nyata-. Saat dia mengingat ngingat lagi kencannya bersama onodera di sebuah taman dimana dulu juga raku dan chitoge pergi bersama setelah nonton film, pikirannya kembali tertuju pada chitoge dan kenangan kencan pertama mereka. Seketika raku mengibas ngibaskan tangannya pertanda dia ingin menghapus ingatan itu dari otaknya.
“kamu kenapa ichijou?”
Pikiran raku kembali tertuju pada kenyataan dan cepat cepat mencari alasan “apa? Ini hanya nyamuk yang berterbangan di dekat kepala ku”
“begitukah” balas onodera sambil tersenyum. “ichijou, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu”
“eh, apa itu?” ungkap raku penasaran.
Sesaat suasana hening, pandangan onodera ga bisa diam pada suatu titik antara melihat raku atau melihat tanah, itu terjadi beberapa menit.
“onodera” raku memanggilnya agar dapat melanjutkan pembicaraan yang ingin disampaikan onodera tadi.
Onodera memejamkan matanya dan mengepal tangannya dipangkuannya “ichijou, aku menyukaimu” kata kata itu keluar dengan sangat cepat. Tubuh kosaki serasa terbakar setelah melontarkan kata kata itu, dia hanya dapat tertunduk. Kepalanya terasa berat untuk dapat tegak melihat raku.
Disisi lain raku tercengang dan terdiam melihat ungapan langsung lagi onodera. Dia berpikir mungkin sudah saatnya mengambil keputusan. Seperti yang dikatakan shuu, kali ini dia tidak akan lari lagi. Dengan sebuah tarikan nafas panjang raku mencoba menuangkan apa yang ada dalam pikirannya saat ini.
***
Bersambung
Ini bagian kedua dari fanfic nisekoi saya. Ternyata emang ga bisa diselesaikan dalam dua bagian fanfic saja. Saya butuh bagian ketiga untuk menyelesaikannya, bahkan mungkin saya butuh epilog  nantinya. Hehe.
Tentunya fanfic saya ga lepas dari banyak kekurangan, dan silahkan berikan komentar dan saran kamu di kotak komentar.

Selasa, 08 September 2015

[LYRIC] greeeen - ai uta

ne, daisuki na kimi e warawanaide kiitekure
'ai shiteru da' nante kusai kedo ne
dakedo kono kotoba igai tsutaeru koto ga dekinai
"hora ne"mata bakari shite waratta yo ne

kimi no eranda michi wa koko de yokatta no ka nante 
wakaranai kedo...

tada naite waratte sugosu hibi ni
tonari ni tatte ireru koto de
boku ga ikiru imi ni natte
kimi ni sasagu kono ai no uta

nee, ano hi no bokura nan no hanashi wo shiteta?
hajimete atta hi ni yoso yososhiku
arekara iroiro atte 
toki ni ha kenka mo shite
wakariau tame no toki sugoshita ne

kono hiroi bokura sora no shita deatte koi wo shite itsumademo

tada naite waratte sugosu hibi ni
tonari ni tatte ireru koto de
kimi to ikiru imi ni natte
kimi ni sasagu kono ai no uta

itsumo meiwaku wo kakete gomen ne
mitsudo koi jikan wo sugoshita ne
bokura futari hibi wo kizami
tsukuri agetekita omoi tsunori
hetakuso na uta wo kimi ni okurou
'mechakucha suki da!' to kami ni chikaou
kore kara mo kimi no te wo nigitteru yo

boku no koe ga tsuzuku kagiri
tonari de zutto ai wo utau yo
toshi wo totte koe ga karete kitara zutto 
te wo nigiru yo

tada arigatou ja tsutae kirenai
naki warai to kanashimi yorokobi wo tomo ni wakachi ai ikite yukou
ikutsumono yoru wo koete
boku ha kimi to ai wo utaou

indonesia :

Kepada yang tercinta, kumohon jangan tertawa..
Akankah kau mendengarkanku?
Aku tahu ‘aku mencintaimu’ hanyalah sebuah klise..
Namun hanya kata-kata itulah yang dapat kuucapkan padamu..
Dan kau anggap itu sebuah canda dan tertawa lagi..

Apakah kau bahagia karena telah memilihku?
Aku tidak tahu mengenai hal itu..

Hanya dengan memilikimu di sampingku..
Menghabiskan hari dengan tersenyum dan menangis..
Hal itu kini telah menjadi makna dalam kehidupanku..
Aku persembahkan lagu cinta ini untukmu..

Apa yang kita bicarakan di hari itu..
Di hari ketika pertama kali kita bertemu, kita begitu jauh..
Namun setelah itu, banyak hal yang telah terjadi..
Kadang kala kita bertengkar..
Kita menghabiskan waktu bersama untuk saling mengerti..

Di bawah langit yang luas ini..
Kita bertemu dan saling mencintai..

Hanya dengan memilikimu di sampingku..
Menghabiskan hari dengan tersenyum dan menangis..
Hal itu kini telah menjadi makna dalam kehidupanku..
Aku persembahkan lagu cinta ini untukmu..

Maaf karena selalu merepotkanmu..
Kita menghabiskan begitu banyak waktu..
Kenangan hari-hari bersama itu akan tetap kokoh..
Aku ingin memberikan lagu suci ini untukmu..
Aku berjanji pada Tuhan ‘Aku sangat menyukainya’..
Aku akan tetap memegang tangannya..

Selama aku masih memiliki suara..
Aku akan selalu menyanyikan lagucintaku untukmu..

Bahkan ketika aku sudah tua dan kehilangan suaraku..
Aku akan tetap memegang tanganmu..

Aku tak dapat mengungkapkan betapa berterima kasihnya aku kepadamu..
Tangis, canda tawa, kesedihan dan kebahagian saling kita bagi selama hidup ini..
Sebanyak apapun malam yang telah terlalui..
Aku akan tetap menyanyikan lagu cinta ini untukmu..

[FANFIC] final girl part 1 (nisekoi fanfic)

Seperti nya saya perlu membuatkan daftar karakter
1.       Ichijou Raku : karna urusan keluarga yakuza nya yang rumit harus dipaksa pura pura berpacaran dengan seoarang anak mafia. Menyimpan persaan suka ke teman sekelasnya sejak saat mereka masih SMP
2.       Kirisaki chitoge : pacar boongannya raku yang merupakan anak mafia. Cewek blasteran amerika-jepang, bapaknya orang amerika dan emaknya orang jepang. Lambat laun dalam perkembangan cinta palsu mereka, chitoge mulai menyukai raku
3.       Onodera Kosaki : teman sekelas yang sudah disukai raku sejak SMP. Sebenarnya kosaki juga menyukai raku, tapi keduanya belum menyatakan perasaan masing masing.
4.       Maiko Shuu : teman raku dari kecil. Dia pengertian sama raku tapi pelit untuk memberikan petunjuk soal apa yang dialami raku, dia lebih suka kalau raku mengetahuinya sendiri.
5.       Tsugumi Seishirou : pengawal setianya chitoge. Selalu overprotective terhadap majikannya.
6.       Miyamoto Ruri : teman dekatnya kosaki. Niat banget menjodohkan kosaki dan raku.


Cerita ini terjadi sebulan sebelum liburan musim dingin (liburan kenaikan kelas). Kirisakii Chitoge seperti biasa pulang sekolah bersama kekasih palsunya, Ichijou Raku dan merencanakan untuk singgah di sebuah kedai ramen. Dari jauh mungkin mereka terlihat seperti pasangan yang mesra tapi jika diperhatikan lagi dengan seksama dari dekat yang ada mereka hanya saling melontarkan cacian.
“makanya gua bilang makannya di kedai dekat stasiun aja” chitoge bersikeras dengan pilihan tempatnya, wajah kesalnya didongakkan dekat ke wajah raku.
“tapi hari ini gua lagi ga mood makan ramen, kita ke kedai soba aja” raku pun ga mau kalah dengan pilihannya. Ntah kenapa pertengkaran ga penting ini kembali mencuat.
“lu udah janji mau nemenin gua pergi makan, ya suka suka gua dong mau makan dimana. Lagian ramen dan soba juga sama sama mie”
“dasar cewek keras kepala, tiap hari lu suruh gua makan ramen, yang ada gua eneg”
“baka moyashi, lo cowok ga sih? Kalau cowok harusny….” Tiba tiba chitoge menurunkan pertahanannya dan meraba saku mantel coklatnya. Lalu bergumam “oh,mama” tanpa menghiraukan raku chitoge berjalan beberapa langkah menjauh dari raku sampai raku tak bisa dengar dengan jelas apa yang dikatakan chitoge dengan mamanya di seberang sana. Sesaat kemudian chitoge menutup telponnya dengan muka yang memperlihatkan ke ragu raguan dan menghampiri raku perlahan.
“ah, raku. Kayaknya makannya di batalin dulu. Gua ada urusan lain. dah” tanpa menunggu jawaban dari raku, chitoge langsung saja meninggalkannya.
“ada pa sih sama tu cewek” gumamnya sambil terus meilihat kepergian chitoge. Tiba tiba raku tersentak kaget dan memukul kepalanya “dia kan janji mau kasih tau cowok yang disukanya hari ini. Sial kenapa gua jadi gugup lagi begini”
***
“Ah sial, kemaren gua gagal cari tau siapa cowok yang disuka sama chitoge. Mungkin hari ini gua bisa tanyain langsung, mestinya kan dia kasih tau gua kemaren. Baiklah, sudah diputuskan” raku pun mencari chitoge yang mungkin saja ditempat pemeliharaan hewan sekolah. Saat mencapai belokan terakhir kakinya terhenti. “hiaiks, lagi lagi perasaan aneh macam ini lagi, kenapa tiba tiba gua gelisah gini. Ayolah raku, tanyakan saja dan semua perasaan aneh ini akan berakhir”. Untuk beberapa saat raku terdiam, sambil mengepalkan kedua tangannya disamping tubuhnya dan berjalan bak robot rusak.
“ha…….hai. honey” sial kenapa omongan gua kayak ga biasa gini, bertahanlah raku, pasang senyum, ini hanya pembicaraan biasa.
“ooo.. hai darling. Lu tampak aneh” balas chitoge sambil bangun dari posisinya yang sedang ngasih makan buaya. Chitoge lalu mendekati raku sambil memperhatikannya dengan muka penuh selidik “lu salah makan,ya?”
“gak lah” raku melambai lambaikan tangan kanannya didepan wajahnya sebagai tanda ketidakbenaran.
“atau pagi ini belum BAB?” chitoge memegang dagunya mencoba menjadi seorang detektif.
“mana mungkin kayak gitu” balas raku dengan sedikit penekanan nada karna kesal.
“lalu?” chitoge mendekatkan wajahnya ke raku sambil terus memandang dari atas dan bawah.
“itu ga penting, gua mau bicara sama lo” raku mencoba mengembalikan tujuan kedatangannya.
“bilang aja dari tadi, susah amat sih emangnya?”
“ano… aa..aa.. soal….aaa…soal yang kemaren….” raku masih aja tergagap apalagi sekarang tekanannya bertambah karna pandagan tajam penuh selidik chitoge belum juga lepas darinya.
“ah, lu lama banget ngomongnya” potong  chitoge sambil melipat kedua tanganya di dada. Lalu ekspresinya tiba tiba berubah menjadi cerah dan riang “lu tau ga, malam ini gua diajakin kosaki nginap dirumahnya buat belajar bareng. Ini pertama kali buat gua. Gua jadi ga sabaran nunggu nanti malam” dengan matanya yang berbinar binar tampak sekali kebahagiaannya yang sedang meluap. Dengan tampang sepeti itu dia melangkah pergi meninggalkan raku sambil bilang “karna gua ga mau merusak kebahagiaan gua dengan dengar omong kosong lu, gua baiknya dengar itu besok aja. Dah, darling” dan chitoge pun menghilang.
“apa apa an tu cewek. Nginap di rumah shuu juga gua sering. Ngomong ngomong dia bakal nginap di rumah onodera” seketika itu wajah raku memerah karna ingat kejadian dia pernah nginap sekamar dengan onodera beberapa bulan yang lalu. “ah, mikir apa gua”
***
“maaf mengganggu. Saya KIrisaki Chitoge teman sekelasnya Kosaki. Salam kenal” chitoge membungkuk memperkenalkan diri ke mama nya kosaki.
“ara…jadi ini chitoge. Kosaki dan haru cukup sering membicarakan kamu” sambut mamanya onodera “saya onodera nanako,silahkan lakukan sesukamu dirumah kami”
“arigatou gozaimasu” sambut chitoge
“chitoge-chan, kita langsung masuk aja. Tapi ruri-chan katanya ga bisa datang karna tiba tiba aja sakit perut datang bulan” kosaki menuntun chitoge ke kamarnya.
“ah, tsugumi juga tiba tiba dapat misi mendadak. Yah, mau gimana lagi. Yang penting kan belajarnya” chitoge tanpa perintah pun langsung menurut di belakang kosaki.
“ini akan lebih menyenangkan kalau ada banyak orang”
“mmm..aku juga mikir begitu. Lain kali kita belajarnya siang aja di rumah aku. Mau ujian gini emang ga ada waktu buat main lagi sih”
“tapi aku senang chitoge-chan mau datang malam ini, kamu tau kan, aku rada bego dalam pelajaran. Dibantu chitoge-chan akan lebih mudah”
“serahkan saja padaku”
“ah, kita sudah sampai. Chitoge-chan, anggap rumah sendiri saja. Aku akan buatin teh dan minta haru ngambillin futon juga”
“okay”
 Walau ini bukan kali pertamanya chitoge ke kamarnya kosaki, dia tetap aja seperti orang baru yang menyisir setiap jengkal kamar kosaki dengan pandangannya. Beberapa menit dia termenung menatap seisi kamar kosaki sampai akhirnya matanya tertuju pada sebuah frame foto yang ditelungkupkan di atas meja belajar kosaki. Dengan penasaran chitoge mendekati meja belajarnya dan mengambil frame tersebut. Lalu tersenyum “jadi cowok ini yang disukai kosaki-chan waktu SMP.kawaii” dalam foto itu tampak beberapa laki laki sedang dalam perlombaan lari. Senyum chitoge kemudian memudar dan matanya mulai memperhatikan pada bagian kanan foto itu. “ini terlihat kayak raku”. Chitoge kemudian mengembalikan letak frame tersebut dan duduk di kasur kosaki dengan muka penuh tanda Tanya. Lamunannya terhenti ketika kosaki masuk dengan membawa teh dan cemilan.
“kosaki-chan, pelajaran apa yang ga kamu negrti? Aku akan bantu sebisaku” sambut chitoge dengan senyum ramahnya.
“arigatou”
Malam pun berjalan dengan diisi pelajaran pelajaran yang bikin otak kosaki serasa mau meledak.
“chitoge-chan, kurasa otakku sudah ga bisa menerimanya lagi” kepala kosaki jatuh kemeja belajar mereka menandakan ketidak sanggupannya untuk terus lanjut.
“tapi ini baru jam 11 lo, masa udah nyerah”
“sasuga chitoge-chan. Kamu bahkan tak terlihat capek sama sekali”
“a, benarkah? Ya udah, kita lanjutnya besok aja” chitoge pun menerima permintaan menyerahnya kosaki.
Malam itu, kosaki tidur di kasurnya dan kosaki tidur di futon. Tapi kedua nya belum dapat benar benar tertidur.
“ne,kosaki-chan. Masih bangun”
“masih kok”
“ada yang ingin ku tanyakan, dan aku harap kamu menjawabnya dengan jujur”
“ee…silahkan”
“ne, kosaki-chan. Apa kamu menyukai raku” chitoge memejamkan paksa matanya dan menggenggam kuat selimutnya saat menanyakannya.
Kosaki tertsentak kaget mendengar pertanyaan chitoge “aaaa….aa..aku…a… ma……na…mungkin. Iiii….tu…tidak benar,chitoge-chan” kosaki pun tergagap untuk menyembunyika perasaannya sampaii sampai kasurnya ikut bergetar.
“kosaki-chan, aku sudah bilang bukan, aku ingin kau jujur. Lagian bukankah kita teman dekat?” chitoge sudah dapat merasakan kebohongan kosaki dari ekpresinya saat menjawab pertanyaan dari nya, jadi dia menguatkan mentalnya agar bisa menerima kalau kalau kosaki memang menyukai si baka moyashi raku itu.
Suasana hening, kosaki mempersiapkan mentalnya untuk jujur kepada chitoge, sedangkan chitoge juga mempersiapkan hatinya jikalau dia benar benar harus bersaing dengan kosaki.
“ya, aku menyukai nya” kosaki lalu mencoba memejamkan matanya untuk menahan rasa malunya.
Kembali suasana hening menyeruak di kamar itu, chitoge berusaha keras membuat dirinya tenang dari jawaban jujur kosaki “aku sudah menduganya. Tapi sejak kapan kamu menyukainya?”
Setelah dapat menguasai diri masing masing, pembicaraan pun berlanjut malam itu, kedua gadis saling mengungkapkan perasaan masing masing. Sampai tak sadar sudah berapa lama mereka saling berbagi cerita.
“ternyata emang benar, aku bisa leluasa menyampaikan semuanya kalau sama chitoge-chan”
“benarkah? Aku juga senang bisa berbagi cerita dengan mu. Jadi mulai sekarang, kita resmi saingan”
Kedunya pun tertawa bahagia sampai mereka dikagetkan dengan suara ketukan pintu.
“one-san, kamu sudah bangun. Lebih baik kamu bergegas, nanti telat ke sekolah loh” ucap suara dari seberang yang merupakan suara haru.
“gawat, kita ga tidur semalaman”
***
“pagi honey. Kenapa lu benamin muka lu ke meja gitu. Kayak ga tidur semalaman aja” sapa raku yang baru dating.
“emang gua ga tidur semalaman” jawab toge lesu tanpa bergerak sedikitpun dari posisinya.
“lu bisa sakit kalau terus terusan begadang loh. Lagian nan….”
“berisisk aja lu, baka moyashi. Gua lagi malas dengerin ceramah lo”
seketika itu raku bungkam “ga ada manis nya dikitpun” gerutumya.
Raku pun tak sengaja memalingkan wajahnya kesisi satu nya lagi dari tempat duduknya, terlihat kosaki terkantuk kantuk di kursinya. Raku tak ingin membangunkannya, jadinya dia hanya memandang kosaki dengan penuh senyuman kebahagiaan. Raku tak sadar kalau tingkahnya diperhatikan oleh chitoge yang muka ngantuknya berubah menjadi muram.
Tiba tiba kosaki terbangun dan membuat raku kaget. “kamu tampak kelelahan, onodera” ucap raku senormal mungkin.
“begitukah? Semalam aku dan chitoge-chan belajar kalkulus” kosaki memberikan senyum manis nya keppada raku, seketika muka raku memerah “tapi setelah itu kami malah ngobrol sampai lupa waktu dan malah ga tidur sama sekali”
“waaa…” dan pembicaraan pun berhenti karna guru yang mengajar memasuki ruang kelas.
Sepanjang hari ini chitoge terus terusan berpikir kalau kalau raku juga menyukai onodera. Karena otak chitoge mulai memproses hal hal yang telah terjadi selama ini. Raku selalu baik terhadap kosaki dan cara bicaranya raku ke kosaki pun berbeda dengan cara raku bicara dengan dirinya. Raku terkesan lebih gentle kepada kosaki dibanding dirinya dan terkadang raku terlihat gugup dengan muka memerah saat dihadapkan dengan kosaki. Otak chitoge terus terusan berpikir sampai pada saat jam makan siang citoge menghampiri raku
“pulang sekolah, ada yang ingin ku bicarakan dengan mu”
“baiklah”
Waktu pulang sekolah pun cepat sekali datangnya. Baik chitoge maupun raku tidak memulai pembicaraan, mereka hanya diam saja sepanjang perjalanan. Keduanya tertunduk dan sibuk dengan pikiran masing masing. Sampai akhirnya chitoge selesai menuntun raku sampai di sebuah taman.
Sambil menahan kegugupannya, chitoge berusaha tenang dan mulai melontaran kata kata “kemaren aku janji untuk mengatakan padamu tentang siapa cowok yang aku suka” chitoge terdiam sesaat, menghela napasnya, mengumpulkan kembali kekuatan dan keberanian untuk melanjutkan pembicaraan “ne raku, orang itu kamu” chitoge menahan emosinya dengan menundukkan kepalanya untuk menahan rasa gugup dan malunya.
Raku yang mendengar pernyataan itu hanya mematung sebentar dan mukanya mulai memerah dalam kegugupannya “eeeeeeee, mana mungkin. Kaa….mu, menyukai ku”
“itu benar, ne raku, karna aku sudah mengatakannya. Kau harus memberitahu ku juga tentang orang yang kamu suka. Ini tidak adil hanya aku yang mengatakannya” chitoge mencoba mengangkat kepalanya untuk melanjutkan pembicaraan. Tampak jelas mukanya sudah sangat merah menahan perasaan malunya.
Lagi lagi raku hanya terdiam dengan muka tercenganganya. “aku…a….ku……”
“baka moyashi, kenapa tingkah mu malah begini. Kau pikir seberapa besar keberanian yang aku kumpulkan untuk menghadapimu hari ini dan kau hanya memberikan jawaban yang tidak jelas” rasa gugup chitoge pun bercampur dengan rasa kesalnya karna raku tak kunjung angkat bicara.
Keheningan itu dipecahkan toge dengan pertanyaan pamungkasnya “raku, apa kau menyukai kosaki-chan?” mata toge tajam tertuju pada raku yang kali ini berhenti bergetar tapi malah terlihat mematung. Raku mencoba menaikan pandangannya ke chitoge tapi kepalanya terasa berat dan hanya bisa tertenduk sambil mengepalkan tangannya.
Tidak juga mendapatkan pertanyaan dari jawabannya toge pun melangkah meninggalkan raku, saat berpapasan dengan raku chitoge menyelipkan kata katanya “dasar daun toge pengecut” dengan lirih.
Entah kenapa kepala raku masih terasa berat bahkan saat chitoge telah hilang sekalipun dia belum beranjak dari posisinya.
***
Setelah pengakuan di hari itu. Raku dan chitoge sama sekali tak bisa berhadapan satu sama lain. Raku selalu saja gugup jika berpapasan dengan chitoge, sedangkan di pihak chitoge sendiri hanya berusaha agar emosinya ga meledak ledak di depan raku. Chitoge lebih banyak bertampang datar selagi raku berusaha untuk menjaga jarak untuk ga sering bertemu.
Musim ujian datang dan para pelajar sibuk belajar untuk ujian. Tidak terlepas chitoge, kosaki, tsugumi dan onodera yang makin sering menjadwalkan belajar kelompok tanpa adanya campur tangan anak laki laki. Alasannya agar mereka bisa focus belajar karna terbukti jika ada laki laki (read:raku dan shuu) yang ada malah suasana yang canggung dan belajar jadi ga focus lagi.
Ga terasa sudah hampir liburan musim dingin, raku pun sadar dia sudah berminggu minggu ga ngomong sama chitoge. Gossip miringpun mulai berhembus tentang keretakan hubungan mereka. Karna ujian juga udah selesai, jadi harusnya beban juga banyak yang berkurang dan ga masalah jika menyelesaikan masalah keretakan hubungan ini sekarang.
Raku mengumpulkan segenap keberaniannya di hari terakhir mereka menjadi anak kelas 2 SMA. Dia berkeliling mencari Chitoge yang ternyata lagi ngumpul sama teman teman ceweknya.
“honey, ada yang ingin aku sampaikan. Bisa kamu ikut aku” ucap raku tanpa menoleh kepada chitoge. Teman temannya yang lain hanya bisa menyoraki dan memberikan dorongan pada chitoge agar chitoge mau mengikuti Raku.
Tak tahan dengan perkataan temannya chitoge pun pasrah dan berkata “baiklah” dengan nada yang dipaksakan.
Kecanggungan seperti halnya dihari chitoge menyatakan kepada raku orang yang disukanya terjadi lagi disini. Tapi sekarang chitoge sudah bisa mengangkat kepalanya untuk menghadapi raku walau tak bisa dipungkuri wajahnya masih memerah.
“apa yang ingin kamu bicarain, cepatlah karna aku ada janji dengan kosaki dan yang lain” belum sampai pada tempat yang dimaksud chitoge berhenti mengikuti raku dan memulai memintanya untuk tu the point.
Dengan satu tarian napas yang panjang Raku mengepalkan tangannya sekuat mungkin dan berkata “aku ga tau kalau selama ini kamu menyimpan perasaan seperti itu pada ku. Tapi aku, aku pikir aku, aku hanya bingung. aku ga tau harus berbuat apa, akupun ga ngerti dengan perasaan ku sendiri. Sebenarnya aku memang menyukai seorang gadis yang sudah ku taksir selama SMP ” raku terdiam sesaat. Saat ingin melanjutkan perkataanya tiba tiba chitoge memotongnya. “T….”
“ah, aku mengerti” tampak chitoge sudah mengerti sekarang, perkataan Raku dan cerita yang disampaikan kosaki saat dia menginap di rumahnya jadi tersambung dengan jelas. “raku, aku senang kau mengakuinya. Harusnya kau bilang saja kepadanya, liburan musim dingin ini adalah kesempatanmu. Sayonara” Chitoge pun pergi meninggalkan raku yang belum selesai dengan pernyataannya.
“kenapa dia suka sekali meninggalkan pembicaran yang belum selesai, dan lagi, apa maksudnya sayonara” raku pun hanya bisa menggaruk garuk kepalanya. “Liburan nanti akan aku pastikan untuk menyelesaikan masalah ini”
***
Bersambung…
Karna TS nya cape
:P
Ai ai, ini tulisan fanfic pertama saya tentang nisekoi, dan juga emang fanfic pertama yang pernah saya buat. Awalnya saya mau bikin 8 page tamat sampai ending, tapi baru 7 page MS word aja baru nyampe sepertiga ampe setengah cerita dan itu ceritanya udah saya padatkan (kelihatan dari karakter yang muncul Cuma chitoge, raku dan kosaki doang biar ceritanya juga ga panjang). Sedikit curhat, tadi sebenarnya saya mau ngerjain proposal penelitian saya yang baru BAB I, tapi belum satu paragraft udah mandek, jadinya malah pindah haluan ngetik nih fanfic.

Bersambungnya bukan karna saya pengen bikinnya bersambung dibagian itu, tapi emang sayanya udah capek ngetik buat hari ini,hehe. Jadi kesannya bersambungnya ga bikin penasaran gitu. Tapi segera bakal saya lanjutin fanfic nya mengingat saya ga mau nyimpen  ide saya ini lama lama dalam otak. Tentunya banyak kurangnya, mohon kalau ada tanggapan dan saran silahkan tinggalkan di coment.