Seperti nya saya perlu membuatkan daftar karakter
1.
Ichijou Raku : karna urusan keluarga yakuza nya
yang rumit harus dipaksa pura pura berpacaran dengan seoarang anak mafia.
Menyimpan persaan suka ke teman sekelasnya sejak saat mereka masih SMP
2.
Kirisaki chitoge : pacar boongannya raku yang
merupakan anak mafia. Cewek blasteran amerika-jepang, bapaknya orang amerika
dan emaknya orang jepang. Lambat laun dalam perkembangan cinta palsu mereka,
chitoge mulai menyukai raku
3.
Onodera Kosaki : teman sekelas yang sudah
disukai raku sejak SMP. Sebenarnya kosaki juga menyukai raku, tapi keduanya
belum menyatakan perasaan masing masing.
4.
Maiko Shuu : teman raku dari kecil. Dia
pengertian sama raku tapi pelit untuk memberikan petunjuk soal apa yang dialami
raku, dia lebih suka kalau raku mengetahuinya sendiri.
5.
Tsugumi Seishirou : pengawal setianya chitoge.
Selalu overprotective terhadap majikannya.
6.
Miyamoto Ruri : teman dekatnya kosaki. Niat
banget menjodohkan kosaki dan raku.
Cerita ini terjadi sebulan sebelum liburan musim dingin (liburan kenaikan kelas). Kirisakii Chitoge seperti biasa pulang sekolah bersama kekasih palsunya, Ichijou Raku dan merencanakan untuk singgah di sebuah kedai ramen. Dari jauh mungkin mereka terlihat seperti pasangan yang mesra tapi jika diperhatikan lagi dengan seksama dari dekat yang ada mereka hanya saling melontarkan cacian.
“makanya gua bilang makannya di kedai dekat stasiun aja”
chitoge bersikeras dengan pilihan tempatnya, wajah kesalnya didongakkan dekat
ke wajah raku.
“tapi hari ini gua lagi ga mood makan ramen, kita ke kedai
soba aja” raku pun ga mau kalah dengan pilihannya. Ntah kenapa pertengkaran ga
penting ini kembali mencuat.
“lu udah janji mau nemenin gua pergi makan, ya suka suka
gua dong mau makan dimana. Lagian ramen dan soba juga sama sama mie”
“dasar cewek keras kepala, tiap hari lu suruh gua makan
ramen, yang ada gua eneg”
“baka moyashi, lo cowok ga sih? Kalau cowok harusny….” Tiba
tiba chitoge menurunkan pertahanannya dan meraba saku mantel coklatnya. Lalu
bergumam “oh,mama” tanpa menghiraukan raku chitoge berjalan beberapa langkah
menjauh dari raku sampai raku tak bisa dengar dengan jelas apa yang dikatakan
chitoge dengan mamanya di seberang sana. Sesaat kemudian chitoge menutup telponnya
dengan muka yang memperlihatkan ke ragu raguan dan menghampiri raku perlahan.
“ah, raku. Kayaknya makannya di batalin dulu. Gua ada
urusan lain. dah” tanpa menunggu jawaban dari raku, chitoge langsung saja
meninggalkannya.
“ada pa sih sama tu cewek” gumamnya sambil terus meilihat
kepergian chitoge. Tiba tiba raku tersentak kaget dan memukul kepalanya “dia
kan janji mau kasih tau cowok yang disukanya hari ini. Sial kenapa gua jadi
gugup lagi begini”
***
“Ah sial, kemaren gua gagal cari tau siapa cowok yang
disuka sama chitoge. Mungkin hari ini gua bisa tanyain langsung, mestinya kan
dia kasih tau gua kemaren. Baiklah, sudah diputuskan” raku pun mencari chitoge
yang mungkin saja ditempat pemeliharaan hewan sekolah. Saat mencapai belokan
terakhir kakinya terhenti. “hiaiks, lagi lagi perasaan aneh macam ini lagi,
kenapa tiba tiba gua gelisah gini. Ayolah raku, tanyakan saja dan semua
perasaan aneh ini akan berakhir”. Untuk beberapa saat raku terdiam, sambil
mengepalkan kedua tangannya disamping tubuhnya dan berjalan bak robot rusak.
“ha…….hai. honey” sial kenapa omongan gua kayak ga biasa
gini, bertahanlah raku, pasang senyum, ini hanya pembicaraan biasa.
“ooo.. hai darling. Lu tampak aneh” balas chitoge sambil
bangun dari posisinya yang sedang ngasih makan buaya. Chitoge lalu mendekati
raku sambil memperhatikannya dengan muka penuh selidik “lu salah makan,ya?”
“gak lah” raku melambai lambaikan tangan kanannya didepan
wajahnya sebagai tanda ketidakbenaran.
“atau pagi ini belum BAB?” chitoge memegang dagunya mencoba
menjadi seorang detektif.
“mana mungkin kayak gitu” balas raku dengan sedikit
penekanan nada karna kesal.
“lalu?” chitoge mendekatkan wajahnya ke raku sambil terus
memandang dari atas dan bawah.
“itu ga penting, gua mau bicara sama lo” raku mencoba
mengembalikan tujuan kedatangannya.
“bilang aja dari tadi, susah amat sih emangnya?”
“ano… aa..aa.. soal….aaa…soal yang kemaren….” raku masih
aja tergagap apalagi sekarang tekanannya bertambah karna pandagan tajam penuh
selidik chitoge belum juga lepas darinya.
“ah, lu lama banget ngomongnya” potong chitoge sambil melipat kedua tanganya di
dada. Lalu ekspresinya tiba tiba berubah menjadi cerah dan riang “lu tau ga,
malam ini gua diajakin kosaki nginap dirumahnya buat belajar bareng. Ini
pertama kali buat gua. Gua jadi ga sabaran nunggu nanti malam” dengan matanya
yang berbinar binar tampak sekali kebahagiaannya yang sedang meluap. Dengan
tampang sepeti itu dia melangkah pergi meninggalkan raku sambil bilang “karna
gua ga mau merusak kebahagiaan gua dengan dengar omong kosong lu, gua baiknya
dengar itu besok aja. Dah, darling” dan chitoge pun menghilang.
“apa apa an tu cewek. Nginap di rumah shuu juga gua sering.
Ngomong ngomong dia bakal nginap di rumah onodera” seketika itu wajah raku
memerah karna ingat kejadian dia pernah nginap sekamar dengan onodera beberapa
bulan yang lalu. “ah, mikir apa gua”
***
“maaf mengganggu. Saya KIrisaki Chitoge teman sekelasnya
Kosaki. Salam kenal” chitoge membungkuk memperkenalkan diri ke mama nya kosaki.
“ara…jadi ini chitoge. Kosaki dan haru cukup sering
membicarakan kamu” sambut mamanya onodera “saya onodera nanako,silahkan lakukan sesukamu dirumah
kami”
“arigatou gozaimasu” sambut chitoge
“chitoge-chan, kita langsung masuk aja. Tapi ruri-chan
katanya ga bisa datang karna tiba tiba aja sakit perut datang bulan” kosaki
menuntun chitoge ke kamarnya.
“ah, tsugumi juga tiba tiba dapat misi mendadak. Yah, mau
gimana lagi. Yang penting kan belajarnya” chitoge tanpa perintah pun langsung
menurut di belakang kosaki.
“ini akan lebih menyenangkan kalau ada banyak orang”
“mmm..aku juga mikir begitu. Lain kali kita belajarnya
siang aja di rumah aku. Mau ujian gini emang ga ada waktu buat main lagi sih”
“tapi aku senang chitoge-chan mau datang malam ini, kamu
tau kan, aku rada bego dalam pelajaran. Dibantu chitoge-chan akan lebih mudah”
“serahkan saja padaku”
“ah, kita sudah sampai. Chitoge-chan, anggap rumah sendiri
saja. Aku akan buatin teh dan minta haru ngambillin futon juga”
“okay”
Walau ini bukan kali
pertamanya chitoge ke kamarnya kosaki, dia tetap aja seperti orang baru yang
menyisir setiap jengkal kamar kosaki dengan pandangannya. Beberapa menit dia
termenung menatap seisi kamar kosaki sampai akhirnya matanya tertuju pada
sebuah frame foto yang ditelungkupkan di atas meja belajar kosaki. Dengan
penasaran chitoge mendekati meja belajarnya dan mengambil frame tersebut. Lalu
tersenyum “jadi cowok ini yang disukai kosaki-chan waktu SMP.kawaii” dalam foto
itu tampak beberapa laki laki sedang dalam perlombaan lari. Senyum chitoge
kemudian memudar dan matanya mulai memperhatikan pada bagian kanan foto itu.
“ini terlihat kayak raku”. Chitoge kemudian mengembalikan letak frame tersebut
dan duduk di kasur kosaki dengan muka penuh tanda Tanya. Lamunannya terhenti
ketika kosaki masuk dengan membawa teh dan cemilan.
“kosaki-chan, pelajaran apa yang ga kamu negrti? Aku akan
bantu sebisaku” sambut chitoge dengan senyum ramahnya.
“arigatou”
Malam pun berjalan dengan diisi pelajaran pelajaran yang bikin
otak kosaki serasa mau meledak.
“chitoge-chan, kurasa otakku sudah ga bisa menerimanya
lagi” kepala kosaki jatuh kemeja belajar mereka menandakan ketidak sanggupannya
untuk terus lanjut.
“tapi ini baru jam 11 lo, masa udah nyerah”
“sasuga chitoge-chan. Kamu bahkan tak terlihat capek sama
sekali”
“a, benarkah? Ya udah, kita lanjutnya besok aja” chitoge
pun menerima permintaan menyerahnya kosaki.
Malam itu, kosaki tidur di kasurnya dan kosaki tidur di
futon. Tapi kedua nya belum dapat benar benar tertidur.
“ne,kosaki-chan. Masih bangun”
“masih kok”
“ada yang ingin ku tanyakan, dan aku harap kamu menjawabnya
dengan jujur”
“ee…silahkan”
“ne, kosaki-chan. Apa kamu menyukai raku” chitoge
memejamkan paksa matanya dan menggenggam kuat selimutnya saat menanyakannya.
Kosaki tertsentak kaget mendengar pertanyaan chitoge
“aaaa….aa..aku…a… ma……na…mungkin. Iiii….tu…tidak benar,chitoge-chan” kosaki pun
tergagap untuk menyembunyika perasaannya sampaii sampai kasurnya ikut bergetar.
“kosaki-chan, aku sudah bilang bukan, aku ingin kau jujur.
Lagian bukankah kita teman dekat?” chitoge sudah dapat merasakan kebohongan
kosaki dari ekpresinya saat menjawab pertanyaan dari nya, jadi dia menguatkan
mentalnya agar bisa menerima kalau kalau kosaki memang menyukai si baka moyashi
raku itu.
Suasana hening, kosaki mempersiapkan mentalnya untuk jujur
kepada chitoge, sedangkan chitoge juga mempersiapkan hatinya jikalau dia benar
benar harus bersaing dengan kosaki.
“ya, aku menyukai nya” kosaki lalu mencoba memejamkan
matanya untuk menahan rasa malunya.
Kembali suasana hening menyeruak di kamar itu, chitoge
berusaha keras membuat dirinya tenang dari jawaban jujur kosaki “aku sudah
menduganya. Tapi sejak kapan kamu menyukainya?”
Setelah dapat menguasai diri masing masing, pembicaraan pun
berlanjut malam itu, kedua gadis saling mengungkapkan perasaan masing masing.
Sampai tak sadar sudah berapa lama mereka saling berbagi cerita.
“ternyata emang benar, aku bisa leluasa menyampaikan
semuanya kalau sama chitoge-chan”
“benarkah? Aku juga senang bisa berbagi cerita dengan mu.
Jadi mulai sekarang, kita resmi saingan”
Kedunya pun tertawa bahagia sampai mereka dikagetkan dengan
suara ketukan pintu.
“one-san, kamu sudah bangun. Lebih baik kamu bergegas,
nanti telat ke sekolah loh” ucap suara dari seberang yang merupakan suara haru.
“gawat, kita ga tidur semalaman”
***
“pagi honey. Kenapa lu benamin muka lu ke meja gitu. Kayak
ga tidur semalaman aja” sapa raku yang baru dating.
“emang gua ga tidur semalaman” jawab toge lesu tanpa
bergerak sedikitpun dari posisinya.
“lu bisa sakit kalau terus terusan begadang loh. Lagian
nan….”
“berisisk aja lu, baka moyashi. Gua lagi malas dengerin
ceramah lo”
seketika itu raku bungkam “ga ada manis nya dikitpun”
gerutumya.
Raku pun tak sengaja memalingkan wajahnya kesisi satu nya
lagi dari tempat duduknya, terlihat kosaki terkantuk kantuk di kursinya. Raku
tak ingin membangunkannya, jadinya dia hanya memandang kosaki dengan penuh
senyuman kebahagiaan. Raku tak sadar kalau tingkahnya diperhatikan oleh chitoge
yang muka ngantuknya berubah menjadi muram.
Tiba tiba kosaki terbangun dan membuat raku kaget. “kamu
tampak kelelahan, onodera” ucap raku senormal mungkin.
“begitukah? Semalam aku dan chitoge-chan belajar kalkulus”
kosaki memberikan senyum manis nya keppada raku, seketika muka raku memerah
“tapi setelah itu kami malah ngobrol sampai lupa waktu dan malah ga tidur sama
sekali”
“waaa…” dan pembicaraan pun berhenti karna guru yang
mengajar memasuki ruang kelas.
Sepanjang hari ini chitoge terus terusan berpikir kalau
kalau raku juga menyukai onodera. Karena otak chitoge mulai memproses hal hal
yang telah terjadi selama ini. Raku selalu baik terhadap kosaki dan cara
bicaranya raku ke kosaki pun berbeda dengan cara raku bicara dengan dirinya.
Raku terkesan lebih gentle kepada kosaki dibanding dirinya dan terkadang raku
terlihat gugup dengan muka memerah saat dihadapkan dengan kosaki. Otak chitoge
terus terusan berpikir sampai pada saat jam makan siang citoge menghampiri raku
“pulang sekolah, ada yang ingin ku bicarakan dengan mu”
“baiklah”
Waktu pulang sekolah pun cepat sekali datangnya. Baik
chitoge maupun raku tidak memulai pembicaraan, mereka hanya diam saja sepanjang
perjalanan. Keduanya tertunduk dan sibuk dengan pikiran masing masing. Sampai
akhirnya chitoge selesai menuntun raku sampai di sebuah taman.
Sambil menahan kegugupannya, chitoge berusaha tenang dan
mulai melontaran kata kata “kemaren aku janji untuk mengatakan padamu tentang
siapa cowok yang aku suka” chitoge terdiam sesaat, menghela napasnya,
mengumpulkan kembali kekuatan dan keberanian untuk melanjutkan pembicaraan “ne
raku, orang itu kamu” chitoge menahan emosinya dengan menundukkan kepalanya
untuk menahan rasa gugup dan malunya.
Raku yang mendengar pernyataan itu hanya mematung sebentar
dan mukanya mulai memerah dalam kegugupannya “eeeeeeee, mana mungkin. Kaa….mu,
menyukai ku”
“itu benar, ne raku, karna aku sudah mengatakannya. Kau
harus memberitahu ku juga tentang orang yang kamu suka. Ini tidak adil hanya
aku yang mengatakannya” chitoge mencoba mengangkat kepalanya untuk melanjutkan pembicaraan.
Tampak jelas mukanya sudah sangat merah menahan perasaan malunya.
Lagi lagi raku hanya terdiam dengan muka tercenganganya.
“aku…a….ku……”
“baka moyashi, kenapa tingkah mu malah begini. Kau pikir
seberapa besar keberanian yang aku kumpulkan untuk menghadapimu hari ini dan
kau hanya memberikan jawaban yang tidak jelas” rasa gugup chitoge pun bercampur
dengan rasa kesalnya karna raku tak kunjung angkat bicara.
Keheningan itu dipecahkan toge dengan pertanyaan
pamungkasnya “raku, apa kau menyukai kosaki-chan?” mata toge tajam tertuju pada
raku yang kali ini berhenti bergetar tapi malah terlihat mematung. Raku mencoba
menaikan pandangannya ke chitoge tapi kepalanya terasa berat dan hanya bisa
tertenduk sambil mengepalkan tangannya.
Tidak juga mendapatkan pertanyaan dari jawabannya toge pun
melangkah meninggalkan raku, saat berpapasan dengan raku chitoge menyelipkan
kata katanya “dasar daun toge pengecut” dengan lirih.
Entah kenapa kepala raku masih terasa berat bahkan saat
chitoge telah hilang sekalipun dia belum beranjak dari posisinya.
***
Setelah pengakuan di hari itu. Raku dan chitoge sama sekali
tak bisa berhadapan satu sama lain. Raku selalu saja gugup jika berpapasan
dengan chitoge, sedangkan di pihak chitoge sendiri hanya berusaha agar emosinya
ga meledak ledak di depan raku. Chitoge lebih banyak bertampang datar selagi
raku berusaha untuk menjaga jarak untuk ga sering bertemu.
Musim ujian datang dan para pelajar sibuk belajar untuk
ujian. Tidak terlepas chitoge, kosaki, tsugumi dan onodera yang makin sering
menjadwalkan belajar kelompok tanpa adanya campur tangan anak laki laki. Alasannya
agar mereka bisa focus belajar karna terbukti jika ada laki laki (read:raku dan
shuu) yang ada malah suasana yang canggung dan belajar jadi ga focus lagi.
Ga terasa sudah hampir liburan musim dingin, raku pun sadar
dia sudah berminggu minggu ga ngomong sama chitoge. Gossip miringpun mulai
berhembus tentang keretakan hubungan mereka. Karna ujian juga udah selesai,
jadi harusnya beban juga banyak yang berkurang dan ga masalah jika
menyelesaikan masalah keretakan hubungan ini sekarang.
Raku mengumpulkan segenap keberaniannya di hari terakhir
mereka menjadi anak kelas 2 SMA. Dia berkeliling mencari Chitoge yang ternyata
lagi ngumpul sama teman teman ceweknya.
“honey, ada yang ingin aku sampaikan. Bisa kamu ikut aku”
ucap raku tanpa menoleh kepada chitoge. Teman temannya yang lain hanya bisa
menyoraki dan memberikan dorongan pada chitoge agar chitoge mau mengikuti Raku.
Tak tahan dengan perkataan temannya chitoge pun pasrah dan
berkata “baiklah” dengan nada yang dipaksakan.
Kecanggungan seperti halnya dihari chitoge menyatakan
kepada raku orang yang disukanya terjadi lagi disini. Tapi sekarang chitoge
sudah bisa mengangkat kepalanya untuk menghadapi raku walau tak bisa dipungkuri
wajahnya masih memerah.
“apa yang ingin kamu bicarain, cepatlah karna aku ada janji
dengan kosaki dan yang lain” belum sampai pada tempat yang dimaksud chitoge
berhenti mengikuti raku dan memulai memintanya untuk tu the point.
Dengan satu tarian napas yang panjang Raku mengepalkan
tangannya sekuat mungkin dan berkata “aku ga tau kalau selama ini kamu
menyimpan perasaan seperti itu pada ku. Tapi aku, aku pikir aku, aku hanya
bingung. aku ga tau harus berbuat apa, akupun ga ngerti dengan perasaan ku
sendiri. Sebenarnya aku memang menyukai seorang gadis yang sudah ku taksir
selama SMP ” raku terdiam sesaat. Saat ingin melanjutkan perkataanya tiba tiba
chitoge memotongnya. “T….”
“ah, aku mengerti” tampak chitoge sudah mengerti sekarang,
perkataan Raku dan cerita yang disampaikan kosaki saat dia menginap di rumahnya
jadi tersambung dengan jelas. “raku, aku senang kau mengakuinya. Harusnya kau
bilang saja kepadanya, liburan musim dingin ini adalah kesempatanmu. Sayonara”
Chitoge pun pergi meninggalkan raku yang belum selesai dengan pernyataannya.
“kenapa dia suka sekali meninggalkan pembicaran yang belum
selesai, dan lagi, apa maksudnya sayonara” raku pun hanya bisa menggaruk garuk
kepalanya. “Liburan nanti akan aku pastikan untuk menyelesaikan masalah ini”
***
Bersambung…
Karna TS nya cape
:P
Ai ai, ini tulisan fanfic pertama saya tentang nisekoi, dan
juga emang fanfic pertama yang pernah saya buat. Awalnya saya mau bikin 8 page
tamat sampai ending, tapi baru 7 page MS word aja baru nyampe sepertiga ampe
setengah cerita dan itu ceritanya udah saya padatkan (kelihatan dari karakter
yang muncul Cuma chitoge, raku dan kosaki doang biar ceritanya juga ga
panjang). Sedikit curhat, tadi sebenarnya saya mau ngerjain proposal penelitian
saya yang baru BAB I, tapi belum satu paragraft udah mandek, jadinya malah
pindah haluan ngetik nih fanfic.
Bersambungnya bukan karna saya pengen bikinnya bersambung
dibagian itu, tapi emang sayanya udah capek ngetik buat hari ini,hehe. Jadi
kesannya bersambungnya ga bikin penasaran gitu. Tapi segera bakal saya lanjutin
fanfic nya mengingat saya ga mau nyimpen
ide saya ini lama lama dalam otak. Tentunya banyak kurangnya, mohon
kalau ada tanggapan dan saran silahkan tinggalkan di coment.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
saya akan lebih senang jika kamu menyematkan nama kamu di kolom komentar, menurut saya "anonim" bukanlah sebuah nama.