Seperti nya saya perlu membuatkan daftar karakter
1.
Ichijou Raku : karna urusan keluarga yakuza nya
yang rumit harus dipaksa pura pura berpacaran dengan seoarang anak mafia.
Menyimpan persaan suka ke teman sekelasnya sejak saat mereka masih SMP
2.
Kirisaki chitoge : pacar boongannya raku yang
merupakan anak mafia. Cewek blasteran amerika-jepang, bapaknya orang amerika
dan emaknya orang jepang. Lambat laun dalam perkembangan cinta palsu mereka,
chitoge mulai menyukai raku
3.
Onodera Kosaki : teman sekelas yang sudah
disukai raku sejak SMP. Sebenarnya kosaki juga menyukai raku, tapi keduanya
belum menyatakan perasaan masing masing.
4.
Maiko Shuu : teman raku dari kecil. Dia
pengertian sama raku tapi pelit untuk memberikan petunjuk soal apa yang dialami
raku, dia lebih suka kalau raku mengetahuinya sendiri.
5.
Tsugumi Seishirou : pengawal setianya chitoge.
Selalu overprotective terhadap majikannya.
6.
Miyamoto Ruri : teman dekatnya kosaki. Niat
banget menjodohkan kosaki dan raku.
“raku, seharian ini lu ngelamun mulu. Apa yang lu pikirin?”
shuu mencoba membuka pembicaraan antara dirinya dan sahabat baiknya sedari
kecil ini. “aa.. gua tau, pasti tentang kirisaki”
Bak orang yang lagi tersedak, raku lalu mencoba membuat
dirinya kembali seperti biasa “g juga, jangan asal tebak” ucapnya kemudian. Dan
raku pun kembali diam menatap jauh ke langit sementara shuu yang dari tadi
sedang melihat cewek cewek ngerumpi dari atas atap gedung sekolah meluruskan
posisinya sejajar dengan raku.
“kalau begitu lu udah siap buat lihat nilai ujian kita di
papan pengumuman. Sepertinya dari tadi lu menghindari kali buat lihat nilai
lu,hahaha”
“berisik lu, baru juga gua mau ajakin lu” dan raku pun
mendahului shuu untuk bergerak turun kelantai dasar tempat dimana nilai hasil
ujian diumumkan.
Di tengah perjalanan turun shuu memperhatikan temannya,
berharap raku mau menyampaikan apa sebenarnya yang dirisihkannya dengan
sendirinya sampai akhirnya shuu sadar kalau jika dia menunggu raku ga akan
membuka mulutnya “lu tau ga raku, gosipnya sekarang lu udah putus sama
kirisaki. Apa itu benar?” Shuu akhirnya mengatakannya juga dengan pandangannya
mengarah kelangit langit.
“aa..aku sudah menduga lu bakal membahas ini” raku
tersenyum kecut, tanpa melihat kearah shuu dia melanjutkan perkataannya “ini
tidak seperti yang digosipkan, kami hanya sedang focus untuk menghadapi ujian”
kilahnya
“benarkah?”
“mmm” raku mengangguk mengiyakan. Tapi jelas Shuu merasa
itu sebuah kebenaran. “yaps, akhirnya
sampai. Tapi gua ga nyangka udah jam segini masih banyak juga yang nongkrongin
papan pengumuman” raku berhenti sesaat untuk kemudian melanjutkan langkah
kakinya.
“dasar lu, baru juga jam segini. Ini baru 15 menit setelah
hasilnya keluar. Ya jelas masih rame” shuumenyusul jalan raku dan menepuk nepuk
pundaknya.
“o, begitu” dan raku pun mencoba mencari namanya di papan
pengumuman.
“bagaimana peringkatmu?” Tanya shuu dengan tampang usilnya
“hah, tidak jelek juga, aku di no 59”
“yokatta ne, raku”
“hai.. tapi siapa yang menjadi #1 semester ini” saat itu
juga mata raku lari kesudut paling kanan papan pengumuman, mendadak matanya
membesar dan mulutnya menganga “Kirisaki Chitoge”
“lu kayak kaget banget gitu, raku. Aslinya kirisaki kan
emang cewek pintar”
“memang selama ini dia selalu berada diurutan 5 besar
peringkat sekolah tapi kali ini dia mencapai #1, baiklah mungkin gua harus cari
dia lagi buat ucapin selamat atas kerja kerasnya. Bodo amat masalah tadi pagi”
gumam raku dalam hatinya
“gomen,shuu. Gua ada urusan lain” raku pun berlari kecil
meninggalkan shuu.
Hampir setengah jam raku mencari kesana kemari, tapi orang
yang dicari ga menampakkan wujudnya, sampai akhrnya raku ingat perkataan
chitoge tadi soal janji ketemu kosaki. Ga beberapa lama kemudian raku menemukan
kosaki dan ruri sedang melambai lambai kearah sebuah limusin di depan gerbang
sekolah. Raku pun menghampirinya.
“bukankah itu chitoge?” raku menunjuk limusin yang maikn
menjauh dari gerbang.
“hai. Baru saja pulang, katanya ada yang mau
dipersiapkannya dirumah. Apa kamu mau menemuinya?” jawab onodera kosaki dengan
senyumanna yang cerah.
“aku hanya pengen ngucapin selamat, tapi mau gimana lagi,
kalau sudah pergi aku bilang kapan kapan saja”
“ah, aku mengerti. Chitoge-chan hebat sekali bukan?
Mencapai 10 besar itu aja udah sulit, tapi dia bisa sampai tahap menjadi #1”
onodera tidak henti hentinya membuat senyuman diwajahnya yang membuat
pertahanan raku mulai melemah.
“kamu benar benar harus berterimakasih padanya kosaki,
karna berkat usaha keras chitoge juga kau bisa masuk 50 besar. Aku benar benar
ga habis pikir dia bisa mengajari mu yang bebal ini dengan sangat baik, aku
bahkan tak sanggup menghadapi kebloonanmu” omel ruri.
“eee, onodera, kamu….50 besar” raku bahkan tak sadar kalau
onodera peringkat 50, dia hanya bisa menunjuk kaget “ometou, onodera. Kamu
pasti bisa kalau kamu usaha”
“chitoge-chan benar benar gigih sekali mengajari ku,
rasanya hutang budi ku terlalu besar padanya”
Ditengah pembicaraan shuu muncul “ujian beres, nilai juga
bagus. Mari kita merencanakan liburan” sorak shuu.
“gua ga mau kalau liburan gua ada lu, gua ga ikut” jawab
ruri ketus.
“otak kamu juga butuh refreshing, bukankah sulit untuk
mencapai peringkat 16?” bals shuu dengan ampang konyolnyo.
“lu mau ledekin gua karna peringkat lu diats gua ya” dan
mulai adegan pukul pukulan ruri terhadap shuu. Raku dan Kosaki hanya menatapnya
lemas.
Dalam keadaan sekarat shuu mencoba meraih raku “kirisaki
sudah pergi ya, tenang raku, kalau lu kesipian, lu masih punya gua”
“apa apa an lu” raku mencoba melepaskan tangan shuu darinya
***
Seminggu setelahnya, raku belum juga menghubungi chitoge,
begitupun chitoge tak pernah memberikan kabar ke Raku. Tapi hari ini mereka
semua akan berkumpul sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh shuu.
Pastinya chitoge pun akan datang dan habis dari perjlanan yang menyenangkan itu
raku akan mencoba berbicara lagi dengan Chitoge agar hubungan mereka bisa
kembali seperti sedia kala lagi. Tapi saat raku sampai pada tempat yang telah
dijanjikan, sebuah halte bus yang akan membawa mereka nanti pergi ke taman
bermain, dia tak melihat Chitoge maupun Tsugumi. Yang datang baru onodera, shuu
dan ruri. Raku berusaha memutar mutar lehernya jikalau mereka telat atau sedang
kesuatu tempat.
“ne minna, chitoge dan tsugumi kemana?” Tanya raku masih
dengan celingak celinguk mencari dua orang yang ga ada.
Semua perhatian tertuju pada raku dengan tampang ga
percaya. “ne raku, apa chtoge-chan tidak mengatakannya kepadamu?” kosaki yang
pertama kali sadar dalam kebengongan mereka itu merespon pertanyaan raku dengan
sebuah pertanyaan.
“apa maksudmu” raut wajahnya berubah kebingungan.
“ano ne raku, apa chitoge-chan benar benar tidak
memberitahu mu?” kosaki yang juga masih tidak percaya dengan ketidaktahuan raku
itu mengulangi lagi pertanyaannya untuk memastikan.
“aku ga tau, memberitahuku apa?” nada bicara raku masih
begitu tenang dan kebingungan.
“tapi chitoge-chan bilang sudah menyampaikannya padamu?”
“aku masih belum mengerti. Ne onodera, kenapa ga bilang
saja sekarang, aku mulai penasaran”
Kosaki menundukkan wajahnya sebentar lalu kembali mencoba
menatap raku “chitoge-chan sudah kembali ke amerika di hari pengumuman hasil
ujian”.
Raku awalnya hanya tersenyum dan berkata “mana mungkin
begitu, jangan becanda onodera”
“hontou yo, aku ga boong”
Seketika raut wajah raku berubah serius dan terdiam. “jadi
itu maumu, pergi tanpa memberitahukannya padaku. Sial”
“ne raku, ayolah, lu masih punya gua. Gua ga akan biarin lu
kesepian” shuu mencoba merangkul yang
tampak ga senang dengan situasi ini.
“jadi lu udah tau dang a ngasih tau gua”
“karna gua pikir chitoge udah ngasih tau lu. Hora,
ruri-chan dan kosaki-chan juga ga tau kalau ternyata chitoge belum ngasih tau
lu”
Saat bus mereka datang, raku hanya diam di sepanjang
perjalanan, suasana pun menjadi ga enak karna keheningan tersebut. Raku kembali
teringat kejadian di belakang gedung sekolah saat dia membawa chtoge untuk
bicara, lalu perhatiannya kembali teringat akan kalimat terakhir yang
dilontarkan chitoge padanya “sayonara”.
“lu ga bisa gini terus,bro. disini ada kosaki juga, lu mau
dia jadi ga menikmati waktu ini lantaran lu nya cemberut terus”
“lu benar shuu, kalau itu emang udah maunya dia. Gua
turutin aja” raku berusaha menyingkirkan chitoge dari pikirannya dan focus
kepada onodera . “lu mau gue ga nyia nyiakan kesempatan gua dengan onodera
kan,chitoge. Gua ikutin maul u” pikir raku yang kelihatannya masih kesal dengan
chitoge.
Mood raku segera berubah setelah turun dari bus. Mood yang
dipaksakan ingin bersenang senag padahal otaknya masih kacau balau. Selama
dalam arena permainan raku focus memberikan perhatiannya pada onodera. Seperti
biasa, keduanya terlihat malu malu dan sungkan. Sedangkan di lain pihak, ruri
dan shuu tak henti hentinya bersiteru.
“aku ikut menyesal karna karna kamu benar benar ga tau soal
keberangkatan chitoge”
“bisakah kita tidak membicarakannya dulu, mood ku bisa
hilang jika mengingatnya”
“tapi ichijou, kamu jangan membencinya, karna aku yakin ada
alasan kenapa dia tidak memberitahumu. Maafkan aku karna mengungkit hal ini.
Tapi aku benar benar tidak mau kalau kamu sampai membencinya” ucap onodera
sembari menundukkan pandangannya saat mereka sudah lelah bermain seharian dan
duduk ditaman terdekat.
“aa.maaf onodera, kamu jngan bikin tampang kayak gitu. Mana
mungkin aku membencinya” raku melambai lambaikan tangannya sambil tersenyum
agar suasana murung ini hilang.
“jika kamu ga membencinya, apa kamu menyukainya?” onodera
menggenggam kuat kedua telapak tangannya dalam pangkuannya.
Raku terdiam dan terlihat sedikit melamun “ntah lah, aku
juga ga tau. Selama ini aku menganggapnya hanya teman baikku” lalu dia mulai
menjawab dengan tenang.
“tapi aku merasa chitoge bagimu lebih dari sekedar itu”
“ntahlah, aku juga tidak tau”
“ichijou, apa ada orang yang kamu sukai saat ini?”
Raku tersentak dan mulai berkeringat dingin, ketenangannya
mulai hancur diganti dengan perasaan deg degan g karuan “haruskah kukatakan
padanya saat ini juga” pikirnya dalam hati. “ayo raku, lakukan sekarang,
sekarang lah saatnya, beritahu dia” raku mulai menyemangati dirinya sendiri.
“onodera, sebenarnya………sebenarnya…….dari dulu……..aku
sudah…….me….me….meny”
“yosh raku, mesra sekali berdua duan disini. Lagi ngomongin
apa?”
Suasana menegangkan tadi terkacaukan oleh Shuu yang tiba tiba
mengganggu pernyataan cinta raku “sial lu shuu, gua gagal mengungkapkan nya
kali ini gara gara lu” pekiknya dalam hati.
Saat raku hendak mencekik shuu karna rasa kesalnya yang
mendalam onodera lalu bangkit “sudah mau malam, kita harus pulang sekarang”.
Dalam ketenangannya sebenarnya onodera hanya ingin kabur
dari situasi yang benar benar penuh sesak tadi. Tentu saja kosaki berharap itu
pengakuan cinta dari raku, tapi semua kandas oleh shuu.
Diperjalanan pulang saat mereka terpisah menjadi 2 kelompok
laki laki da perempuan. Pembicaraan lain pun terjadi
“sail lu shuu. Hampir aja gua berhasil ngungkapin perasaan
gua ke onodera. Lu malah ganggu” ungkap raku kesal sembari masih menahan
emosinya pada sahabat bainya itu.
“gomen,raku. Gua benar benar ga sadar tadi sama situasinya.
Ntah kenapa gua jadi ga peka gini hari bini” shuu mencoba membuat alasan agar
dapat dimaafkan raku. “tapi raku, apa yang maul u lakuin kalau ternyata onodera
juga menyukai mu, mau pacaran?”
“…” raku hanya terdiam, bingung mau jawab apa sama shuu.
“tapi bagaimana dengan chitoge?” shuu kembali mencoba
mendapatkan perhatian raku dengan menyinggung soal chitoge “apalu menyukainya?
Apa dia masih menjadi teman baik lu?” walaupun tampang konyol shuu measih
terlihat saat mengucapkan kata kata itu, tapi nadanya terlihat serius.
“ntah lah” jawab raku singkat sambil mengalihkan pandangan
ke sisi lain jalanan, dia ga mau lihat shuu dan ingin rasanya ga membicarakan
ini.
“raku, sampai kapan lu bakal jadi orang ga peka dan ga
mengerti perasaan lu sendiri” shuu menepuk pundak sohibnya itu dan berjalan
mendahuluinya “lebih baik lu pikirin lagi tentang siapa yang lebih lu cintai,
jangan melarikan diri lagi” shuu pun mulai menghilang di ujung jalan.
Meninggalkan raku yang masi termenung dengan ucapannya.
Sementara itu pembicaraan di antara dua cewek, kosaki dan
ruri.
“jadi, bagaimana perkembangan hubungan mu dengan ichijou? “
“ruri-chan… aku rasa aku belum mendapatkan kemajuan juga.
Ku pikir setelah mendengar cerita chitoge minggu lalu aku akan bisa mengungkapkan
perasaan ku padanya. Tapi yang ada aku malah tak bisa mengatakannya sekarang”
“apa lagi yang kamu tunggu. Chitoge juga udah ga disini.
Bukankah chitoge sendiri yang menyemangati mu untuk melakukan pendekatan pada
raku?”
“itu memang benar. Tapi…tapi….”
“ya sudahlah, mungkin kamu harus benar benar persiapkan
lagi mental mu untuk kesempatan berikutnya. Ajak saja dia kencan saat hati mu
sudah siap untuk melakukan pengakuan”
“mungkin kamu benar ruri-chan”
***
“Sial shuu,
perkataannya malam itu malah tambah bikin galau saja” sudah dua hari setelah
mereka pergi liburan ke taman bermain. Selama itu juga raku galau memikirkan
tentang siapa cewek yang sebenarnya disukainya. Ditengah kegalauannya raku mendapatkan sms
dari onodera.
“pergi berdua saja dengan onodera” gumamnya setelah membaca
sms itu. Dengan cekatan raku membalas pesan onodera dengan menjawab kalau dia
pasti akan datang.
Setemgah jam sebelum jam yang dijanjikan raku sudah berada
di tempat yang mereka janjikan. Dia ga sabar menunggu kencan nya dengan
onodera. Kali ini dia bertekad akan benar benar menyampaikan perasaannya dengan
benar kepada onodera. “kalau dipikir pikir ini memang agak terlalu cepat, tapi
aku ga ingin onodera yang menungguku” pikirnya.
Masih ada kurang dari setengah jam lagi kemungkinan raku
akan bertemu onodera di taman kota, dia berusaha untuk focus hanya memikirkan
tentang kencannya dengan onodera, tapi yang ada malah bayang bayang chitoge
masuk tanpa permisi di otaknya. “sial, kenapa dia harus menghantui otak gua
terus, ini bukan waktunya mikirin orang yang pergi tanpa pamit kayak dia” raku
mencoba menolak keberadaan chitoge di kepalanya.
Setengah jam berlalu dan onodera datang melambaikan
tangannya e raku “sial, aku masih belum bisa menbuang cewek gorilla itu bahkan
setelah onodera datang” gumamnya dalam hati.
“ohayo raku” sapa onodera dengan untaian senyum terbaiknya
pagi ini.
“ohayo, onodera” sapa baliknya. Dengan wajah memerah raku
mencoba melontarkan pikirannya “kamu terlihat cocok dengan bajumu” sambungnya
“arigatou” onodera hanya tersipu malu menanggapinya.
“ada tempat yang ingin kamu kunjungi?” Tanya raku masih
dengan malu malu
“aku juga ga terlalu tau ingin kemana, ichijou, ini
terserah padamu saja”
Dan suasana kencan yang diharap harapkan nya bersama
onodera pun berjalan dengan mulus, ini seperti mimpi yang dibuat raku -saat
membayangkan akan kencan dengan onodera sedangkan dia lagi ada kencan dengan
chitoge menjjadi nyata-. Saat dia mengingat ngingat lagi kencannya bersama
onodera di sebuah taman dimana dulu juga raku dan chitoge pergi bersama setelah
nonton film, pikirannya kembali tertuju pada chitoge dan kenangan kencan
pertama mereka. Seketika raku mengibas ngibaskan tangannya pertanda dia ingin
menghapus ingatan itu dari otaknya.
“kamu kenapa ichijou?”
Pikiran raku kembali tertuju pada kenyataan dan cepat cepat
mencari alasan “apa? Ini hanya nyamuk yang berterbangan di dekat kepala ku”
“begitukah” balas onodera sambil tersenyum. “ichijou, aku
ingin mengatakan sesuatu kepadamu”
“eh, apa itu?” ungkap raku penasaran.
Sesaat suasana hening, pandangan onodera ga bisa diam pada
suatu titik antara melihat raku atau melihat tanah, itu terjadi beberapa menit.
“onodera” raku memanggilnya agar dapat melanjutkan
pembicaraan yang ingin disampaikan onodera tadi.
Onodera memejamkan matanya dan mengepal tangannya
dipangkuannya “ichijou, aku menyukaimu” kata kata itu keluar dengan sangat
cepat. Tubuh kosaki serasa terbakar setelah melontarkan kata kata itu, dia
hanya dapat tertunduk. Kepalanya terasa berat untuk dapat tegak melihat raku.
Disisi lain raku tercengang dan terdiam melihat ungapan
langsung lagi onodera. Dia berpikir mungkin sudah saatnya mengambil keputusan.
Seperti yang dikatakan shuu, kali ini dia tidak akan lari lagi. Dengan sebuah
tarikan nafas panjang raku mencoba menuangkan apa yang ada dalam pikirannya
saat ini.
***
Bersambung
Ini bagian kedua dari fanfic nisekoi saya. Ternyata emang
ga bisa diselesaikan dalam dua bagian fanfic saja. Saya butuh bagian ketiga
untuk menyelesaikannya, bahkan mungkin saya butuh epilog nantinya. Hehe.
Tentunya fanfic saya ga lepas dari banyak kekurangan, dan
silahkan berikan komentar dan saran kamu di kotak komentar.