Selasa, 31 Mei 2016

[FANFIC] KIMIUSO, Utusan Seorang Pembohong

yo, kali ini saya mau bikin fanfic soal shigatsu wa kimi no uso. ini bukan soal alternatif ending atau pun kejadian saat kaori masih hidup. saya mencoba melanjutkan perjalanan kousei dibangku SMA, tentu aja kalau ini saya ceritakan, peran kaori menjadi sebuah kisah masa lalu saja bagi kousei. dibagian  pertama ini saya hanya menyampaikan bahwa kousei, emi dan takeshi menjadi akrab saat SMA karena mereka satu sekolah dan satu kelas pula. dan tentunya saya masih akan membawa karakter lainnya dari kimiuso hanya saja belum saya keluarkan semuanya dibagian pertama ini. adapun karakter baru juga turut andil, pengen tau kisahnya? mari mulai 


sheet one 

Tahun ini adalah tahun kedua arima kousei di sebuah sekolah music di Tokyo. Tak banyak yangberubah dari kelasnya yang tahun kemaren, dia masih satu kelas dengan igawa emi dan aiza takeshi, bahkan mereka bertiga menjadi cukup dekat sejak dikelas 1. Mereka tampak sering mengahbiskan waktu bersama selain waktu yang mereka miliki lebih banyak dihabiskan untuk latihan piano.
Kompetisi tingkat nasional tahun kemaren di menangkan oleh emi, disusul dengan takeshi dan seterusnya adalah kousei. Kosei yang sekarang memang berbeda dengan dia saat di SD dulu, permainannnya sudah tidak terpaku pada partitur lagi, tapi dia lebih sering memainkan music secara bebas dan mengekspresikan dirinya lebih banyak, itulah point kenapa kosei belum dapat mengejar ketertinggalan gelarnya dari takeshi maupun emi, karna juri menganggap permainan kousei yang sekarang bukanlah permainan yang sempurna lagi, padahal jika ditilik dari antusiasme penonton, kousei selalu memeiliki cara untuk memenangkan perhatian dan memberikan kepuasan terhadap penontonnya.
“yo, ohayo… kita sekelas lagi, kousei” sapa takeshi
“ohayou, kosuei” emipun memberikan sapaan seperti biasa.
“ah, ohayou”
Ntah disengaja atau tidak, mereka selalu datang kesekolah berbarengan dan selalu ke kelas juga barengan. Walaupun tsubaki dan watari tidak lagi menemani kousei disetiap waktu sekolahnya, peran itu sudah dapat diisi oleh emi dan takeshi, hanya saja bagi kousei, peran kaori belum dapat dia temukan disosok siswa SMA manapun di sekolahnya. Walaupun sudah setahun lebih berlalu duka yang menyelimutinya, walaupun dia mencoba untuk selalu tersenyum dalam mengingatnya, tetap saja dia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri yang sebenarnya masih menyimpan sakit dan penyesalan. Sakit karna ditinggal oleh gadis yang baru saja ingin diperjuangkannya, dan menyesal karna tidak sempat menyatakan cintanya pada kaori. Terlepas dari dua hal itu, sosok kaori masih sanggup menjadi motivator terbesarnya dalam bermain piano.
“Kosei, pulang nanti mau pergi kencan kelompok” Tanya takeshi..
Yang kaget bukannya kousei, tapi mala hemi, tergagap dia berkata “a..apa yang kamu pikirkan? Kita masih diawal kelas dua dan udah mau melakukan itu?”
Selama satu tahun ini bukannya emi tidak melakukan pergerakan apa apa terhadap laki laki yang disukainya yang tidak lain adalah arima kousei, dia selalu ingin dekat dengan kousei disetiap kesempatan tapi kousei na aja lebih banyak menghabiskan waktu di depan piano dari pada ngumpul bareng, itu juga yang memotivasi emi untuk bermain lebih baik. Dengan sekelasnya dia dan kousei tahun kemaren menjadi mood emi meningkat hingga dia bisa menjadikan itu sebagai motivasinya untuk memenangkan kompetisi.
“aku pas deh” tolak kousei. Terlihat kelegaan dari wajah emi. Ekspresinya itu sangat jelas terbaca leh takeshi
“kousei, kenapa kamu selalu menutup diri terhadap cewek lain. padahal kamu bisa mengencani salah satu dari cewek yang nembak kamu tahun lalu” lanjut takeshi.
“ah, aku belum mau memikirkan soal itu” lagi kousei membalas dengan lembut “aku masih belum bisa” bisiknya kemudian. Tentu saja kousei belum siap untuk jatuh cinta lagi sedangkan cinta lamanya belum sepenuhnya pudar.
“eh?” takeshi penasaran dengan apa yang digumamkan kousei. Tapi dia memilih untukmenyerah dengan rasa penasaran itu dan menanyakan hal lain. “aku rasa cewek kelas satu sekarang imut imut deh”
“takeshi, kenapa isi otakmu cewek semua” sanggah emi
“wajar kan, kita sudah SMA dan kelas 2, kita juga butuh pergaulan layaknya anak SMA pada umumnya. Benar kan kousei?” takeshi mencoba meminta dukungan dari kousei.
“hm, mungkin” balas kousei seadanya.
Sebenarnya kousei bukanlah tipe yang banyak biacara kalau mereka lagi bertiga, malah sebenarnya lebih banyak diisi dengan perdebatan g pentng anatara takeshi dan emi, kousei hanyalah penengah.
Ting nong ning nong
“ah, bel, kita harus segera ke kelas” ajak takeshi.
***
“sekian pelajaran kita hari ini, kita lanjutkan minggu depan” guru sejarah classic mereka mengakhiri kelas “ah, kousei, kamu bisa bantu saya ngambil print out buat tugas kalian?”
“baiklah” sahut kousei.
Saat mengikuti gurunya untuk mengambil print out, samar samar kousei mendengar suara biola, dari sekali dengar kousei sudah dapat menebak itu adalah “Love's Sorrow” versi biola. Itu mebuat kousei membuka kenangan masa lalunya bersama kaori. Harusnya itu adalah lagu yang ia bawakan dalam gara konser bersama kaori saat musim panas 2 tahun yang lalu, mengingat kejadian itu membuat kousei sedikit terisis. Kousei ingin sekali menghampiri orang yang memainkan lagu itu hanya sekedar untuk bilang “lagu yang bagus”, tapi dia belum bisa melakukanya karna ada tugas dari gurunya yang harus dikerjakannya, mungkin dia kan melakukannya nanti pas keluar dari ruang guru.
Kousei benar benar ingin menghampiri suara biola tadi, dengan langah yang besardan cepat dia kembali ke sumber bunyi, sebuah ruangan paling sudut dekat tangga darurat, tapi yang didapatinya hanya ruang kosong, dengan kecewa kousei meninggalkan tempat itu dan kembali ke kelasnya.
“kousei, ayo kekantin, kami sudah menunggunmu kemlabi dariruang guru” ajak takeshi
“baiklah”
Saat berjalan menuju kantin, ditangga turun seorang gadis berambut pirang dan bergelombang tak sengaja menabrak kousei. Untung hanya nyenggol dan taka da yang jatuh.
“sumimasen” ucap gadis itu sedikit menunduk dan tersenyum, lalu dia pun belalu meninggalkan kousei yang memandangnya lekat lekat walaupun sosok gadis itu tak lagi ada di pandangannya.
“kousei. Kenalanmu?” Tanya emi yang bingung kenapa kousei begitu kaget ampe membeku g bergerak setelah melihat cewek tadi.
“ah, bukan” kousei pun tersadar dari lamunanya.
“ah, kurasa dia anak kelas 1, kita bisa mengenalinya dari dasinya kan?” takeshi memberikan argumennya.
“ah, begitu” walaupun dijawab seadanya oleh kousei, pikirannya masih pada gadis yang nemabraknya tadi, sekilas dia langsung teringat dengan kaori, dari rambut dan caranya tersenyum, memiliki aura yang sama. Kousei pun mulai memiliki rasa penasaran dihatinya tentang gadis itu.

End of sheet 1


2 komentar:

saya akan lebih senang jika kamu menyematkan nama kamu di kolom komentar, menurut saya "anonim" bukanlah sebuah nama.