yo, kali ini saya mau bikin fanfic soal shigatsu
wa kimi no uso. ini bukan soal alternatif ending atau pun kejadian saat kaori
masih hidup. saya mencoba melanjutkan perjalanan kousei dibangku SMA, tentu aja
kalau ini saya ceritakan, peran kaori menjadi sebuah kisah masa lalu saja bagi
kousei. dibagian pertama ini saya hanya menyampaikan bahwa kousei, emi
dan takeshi menjadi akrab saat SMA karena mereka satu sekolah dan satu kelas
pula. dan tentunya saya masih akan membawa karakter lainnya dari kimiuso hanya
saja belum saya keluarkan semuanya dibagian pertama ini. adapun karakter baru
juga turut andil, pengen tau kisahnya? mari mulai
sheet one
Tahun ini adalah tahun kedua arima kousei di
sebuah sekolah music di Tokyo. Tak banyak yangberubah dari kelasnya yang tahun
kemaren, dia masih satu kelas dengan igawa emi dan aiza takeshi, bahkan mereka
bertiga menjadi cukup dekat sejak dikelas 1. Mereka tampak sering mengahbiskan
waktu bersama selain waktu yang mereka miliki lebih banyak dihabiskan untuk
latihan piano.
Kompetisi tingkat nasional tahun kemaren di
menangkan oleh emi, disusul dengan takeshi dan seterusnya adalah kousei. Kosei
yang sekarang memang berbeda dengan dia saat di SD dulu, permainannnya sudah
tidak terpaku pada partitur lagi, tapi dia lebih sering memainkan music secara
bebas dan mengekspresikan dirinya lebih banyak, itulah point kenapa kosei belum
dapat mengejar ketertinggalan gelarnya dari takeshi maupun emi, karna juri
menganggap permainan kousei yang sekarang bukanlah permainan yang sempurna
lagi, padahal jika ditilik dari antusiasme penonton, kousei selalu memeiliki
cara untuk memenangkan perhatian dan memberikan kepuasan terhadap penontonnya.
“yo, ohayo… kita sekelas lagi, kousei” sapa
takeshi
“ohayou, kosuei” emipun memberikan sapaan
seperti biasa.
“ah, ohayou”
Ntah disengaja atau tidak, mereka selalu datang
kesekolah berbarengan dan selalu ke kelas juga barengan. Walaupun tsubaki dan
watari tidak lagi menemani kousei disetiap waktu sekolahnya, peran itu sudah
dapat diisi oleh emi dan takeshi, hanya saja bagi kousei, peran kaori belum
dapat dia temukan disosok siswa SMA manapun di sekolahnya. Walaupun sudah
setahun lebih berlalu duka yang menyelimutinya, walaupun dia mencoba untuk
selalu tersenyum dalam mengingatnya, tetap saja dia tidak bisa membohongi
perasaannya sendiri yang sebenarnya masih menyimpan sakit dan penyesalan. Sakit
karna ditinggal oleh gadis yang baru saja ingin diperjuangkannya, dan menyesal
karna tidak sempat menyatakan cintanya pada kaori. Terlepas dari dua hal itu,
sosok kaori masih sanggup menjadi motivator terbesarnya dalam bermain piano.
“Kosei, pulang nanti mau pergi kencan kelompok”
Tanya takeshi..
Yang kaget bukannya kousei, tapi mala hemi,
tergagap dia berkata “a..apa yang kamu pikirkan? Kita masih diawal kelas dua
dan udah mau melakukan itu?”
Selama satu tahun ini bukannya emi tidak
melakukan pergerakan apa apa terhadap laki laki yang disukainya yang tidak lain
adalah arima kousei, dia selalu ingin dekat dengan kousei disetiap kesempatan
tapi kousei na aja lebih banyak menghabiskan waktu di depan piano dari pada
ngumpul bareng, itu juga yang memotivasi emi untuk bermain lebih baik. Dengan
sekelasnya dia dan kousei tahun kemaren menjadi mood emi meningkat hingga dia
bisa menjadikan itu sebagai motivasinya untuk memenangkan kompetisi.
“aku pas deh” tolak kousei. Terlihat kelegaan
dari wajah emi. Ekspresinya itu sangat jelas terbaca leh takeshi
“kousei, kenapa kamu selalu menutup diri
terhadap cewek lain. padahal kamu bisa mengencani salah satu dari cewek yang
nembak kamu tahun lalu” lanjut takeshi.
“ah, aku belum mau memikirkan soal itu” lagi
kousei membalas dengan lembut “aku masih belum bisa” bisiknya kemudian. Tentu
saja kousei belum siap untuk jatuh cinta lagi sedangkan cinta lamanya belum
sepenuhnya pudar.
“eh?” takeshi penasaran dengan apa yang
digumamkan kousei. Tapi dia memilih untukmenyerah dengan rasa penasaran itu dan
menanyakan hal lain. “aku rasa cewek kelas satu sekarang imut imut deh”
“takeshi, kenapa isi otakmu cewek semua” sanggah
emi
“wajar kan, kita sudah SMA dan kelas 2, kita
juga butuh pergaulan layaknya anak SMA pada umumnya. Benar kan kousei?” takeshi
mencoba meminta dukungan dari kousei.
“hm, mungkin” balas kousei seadanya.
Sebenarnya kousei bukanlah tipe yang banyak
biacara kalau mereka lagi bertiga, malah sebenarnya lebih banyak diisi dengan
perdebatan g pentng anatara takeshi dan emi, kousei hanyalah penengah.
Ting nong ning nong
“ah, bel, kita harus segera ke kelas” ajak
takeshi.
***
“sekian pelajaran kita hari ini, kita lanjutkan
minggu depan” guru sejarah classic mereka mengakhiri kelas “ah, kousei, kamu
bisa bantu saya ngambil print out buat tugas kalian?”
“baiklah” sahut kousei.
Saat mengikuti gurunya untuk mengambil print
out, samar samar kousei mendengar suara biola, dari sekali dengar kousei sudah
dapat menebak itu adalah “Love's Sorrow” versi biola. Itu mebuat kousei membuka
kenangan masa lalunya bersama kaori. Harusnya itu adalah lagu yang ia bawakan
dalam gara konser bersama kaori saat musim panas 2 tahun yang lalu, mengingat
kejadian itu membuat kousei sedikit terisis. Kousei ingin sekali menghampiri
orang yang memainkan lagu itu hanya sekedar untuk bilang “lagu yang bagus”,
tapi dia belum bisa melakukanya karna ada tugas dari gurunya yang harus
dikerjakannya, mungkin dia kan melakukannya nanti pas keluar dari ruang guru.
Kousei benar benar ingin menghampiri suara biola
tadi, dengan langah yang besardan cepat dia kembali ke sumber bunyi, sebuah
ruangan paling sudut dekat tangga darurat, tapi yang didapatinya hanya ruang
kosong, dengan kecewa kousei meninggalkan tempat itu dan kembali ke kelasnya.
“kousei, ayo kekantin, kami sudah menunggunmu
kemlabi dariruang guru” ajak takeshi
“baiklah”
Saat berjalan menuju kantin, ditangga turun
seorang gadis berambut pirang dan bergelombang tak sengaja menabrak kousei.
Untung hanya nyenggol dan taka da yang jatuh.
“sumimasen” ucap gadis itu sedikit menunduk dan
tersenyum, lalu dia pun belalu meninggalkan kousei yang memandangnya lekat
lekat walaupun sosok gadis itu tak lagi ada di pandangannya.
“kousei. Kenalanmu?” Tanya emi yang bingung
kenapa kousei begitu kaget ampe membeku g bergerak setelah melihat cewek tadi.
“ah, bukan” kousei pun tersadar dari lamunanya.
“ah, kurasa dia anak kelas 1, kita bisa
mengenalinya dari dasinya kan?” takeshi memberikan argumennya.
“ah, begitu” walaupun dijawab seadanya oleh
kousei, pikirannya masih pada gadis yang nemabraknya tadi, sekilas dia langsung
teringat dengan kaori, dari rambut dan caranya tersenyum, memiliki aura yang
sama. Kousei pun mulai memiliki rasa penasaran dihatinya tentang gadis itu.
End of sheet 1
Fanfic nya bagus min..lanjutin!
BalasHapusFanfic nya bagus min..lanjutin!
BalasHapus