Rabu, 25 Mei 2016

[SIDE BY SIDE] One Liter of Tears dan Shigastu wa Kimi no Uso

rasanya dua judul diatas udah kepalang tenar, kalau one liter of tears adalah dorama yang melejit tahun 2005 dan sangat populer di indonesia sekitaran 2010an keatas. shigatsu wa kimi no uso juga melejit animenya tahun 2015 kemaren dengan drama super nyesek di ending, kesuksesan di anime membuat produser sebuah rumah produksi mengangkatnya jadi bentuk Live action yang akan ditayangkan sepetember 2016 ini..
baik lah, pertama ada One lites of tears yang didasari dari kisah nyata, Ikeuchi aya, masih berusia 15 tahun dan baru masuk SMA, saat itu dia sering kesandung dan tubuhnya kadang g nurut sama perintah otaknya, suatu pagi dia jatuh dengan dagu jatuh duluan, normalnya orang jatuh pasti tangannya juga ikutan luka karna reflek tubuh, tapi aya g. ortunya cemas dan lakuin pemeriksaan ke dokter syaraf, dan ternyata aya mengidap penyakit selebram bla bla bla yang saya g hafal nama panjangnya, penyakit itu g ada obatnya dan lambat laun aya g bisa lagi jalan, ngomong dan menghabiskan sisa hidup menyedihkannya dikursi roda ampe akhirnya mati (ini benar benar cara mati perlahan lahan yang menyedihkan). padahal aya disekoah aktif banget, jadi jagoan tim basket cewek ditaksir senior basketnya dan jadi wakil ketua kelas, tapi karna penyakitnya, dia kehilangan semua itu. awalnya seniornya ilfeel dan menjauh darinya saat tau aya mengidap penyakit aneh itu, lalu dia harus berhenti dari tim basket karna udah susah buat jalan, lalu posisi wakil ketua kelas digantiin, terakhir dia kehilangan teman teman dan masa SMA yang kata orang adalah masa masa terindah. walau aya awalnya sangat depresi, tapi dia dan keluarganya terus memotivasi sehingga aya masih dapat tetap hidup ampe umur 25 tahun, walau dari usia 18 ampe 25 itu dia hanya bisa duduk dikursi roda atau terbaring dikasur, apa apa mesti ada yang bantuin, tapi dia masih sempat memoivasi orang orang dengan buku hariannya yang dipublikasi oleh penerbit jepang rentan usia 15 ampe 18 tahun. bisa dibilang setengah nyata setengah fiksi, kenapa demikian? karena yang sepenuhnya benar dari dorama ini hanyalah penyakitnya, nama tokoh juga sama dengan yang di kehidupan nyata hanya saja nama keluarganya di bedakan. cerita aya kadang dilebih lebihkan makanya saya bilang hanya penyakitnya aja yang sepenuhnya realita, tentang kisah di doramanya ada penambahan fiksi. saya punya firasat karakter Asou Haruto hanyalah fiksi, g beneran ada, padahal asou haruto adalah main hero di dorama ini yang memiliki feeling ke aya yang sakit dan menjadi termotivasi menjadi dokter berkat aya.
kalau soal shigatsu rasanya g perlu lagi dijelaskan, yang saya tau, di manga g pernah dijelaskan apa penyakit kaori, tapi yang jelas ini berhubungan juga dengan syaraf. jika ingin sinopsis shigatsu juga silahkan ke shigatsu wa kimi no uso. series ini fiksi, g pernah dengar ini kisah nyata atau terinspirasi dari apa. tapi, ini kisah jauh lebih nyesek ketimbang one liter of tears, kenapa? karna kaori matinya terlau muda, masih 14 tahun (dimanga dan anime), kalau di live action umur kaori agak lebih panjang, 16 atau 17 tahun lah.

kita lihat kesamaannya aja dulu. aya dan kaori sama sama penyakitan yang membuat mereka berumur pendek, tapi kaori udah sakit sejak kecil, awal SMP aja udah sering operasi, sedangkan aya baru mulai sakit umur 15 tahun. aya dan kaori sama sama memberikan motivasi ke main hero, aya ke haruto dan kaori ke kousei. aya membuat haruto memiliki motivasi untuk jadi dokter dan berusaha menggapai tujuan hidup barunya itu walau awalnya dia ogah ogahan jadi dokter, malah sama sekali g peduli nyawa manusia, dia malah peduli sama nyawa binatang. kaori memotivasi kousei yang udah depresi berat untuk terus melanjutkan karier bermusiknya, hingga akhirnya kousei benar benar meiiki arah untuk melangkah lewat musik tanpa harus takut akan depresi lagi. sebenarnya aya lebih banyak memotivasi orang orang lewat diarinya, dan aya juga mampu memotivasi dokter yang merawatnya agar terus mencari cara untuk dapat mengobati penyakit syaraf yang membuat manusia mati perlahan ini. haruto dan kosei, sama sama memandang hidup ini pesimis dengan kemurungan yang tercipta dari wajah mereka sebelum mereka ketemu dewi pengubah takdir mereka, satu lagi keduanya pernah kehilangan orang yang sangat berarti di kehidupan mereka, haruto kehilangan abangnya yang penuh tekad untuk jadi dokter, sedangkan kousei kehilangan ibunya yang menjadi motivator terbesanrnya untuk menjadi pianis. sebenarnya kehilangan inilah yang meredupkan motivasi mereka berdua. 

saya rasa itu kesamaan yang saya lihat dari ke dua series ini. selebihnya saya akan tinjau perbedaan yang menarik bagi saya. aya dan kaori. saya lebih suka kaori, kenapa? dia tipe cewek kuat yang g mau merepotkan orang lain dengan penyakitnya, jangankan merepotkan, cerita ke temennya aja dia sakit dia g pernah, waktu rawat inap di RS dia bilang sakitnya g parah, padahal ajalnya bentar lagi nyampe. aya? dia ingin hidup normal walau udah di vonis cacat, jalan aja lambat dan suka nyusahin orang sana sini, dia sadar dia nyusahin tapi tetap aja minta kesamaan hak dengan orang normal lainnya. gimana ya, saya kasihan sama dia, tapi jika sampai orang lain terbebani saya juga g bisa setuju. di sisi ini saya g bisa nyalahin aya, karna gurunya lah yang salah karna g bisa meminta pengertian dari aya face to face, beraninya cuma ngomong dibelakang aya. 
segi romance, saya punya firasat haruto hanyalah fiksi, jadi kisah romance ayaxharuto dan kaorixkousei sama sama fiksi. saya salut sama haruto karna haruto tak ragu dengan pernyataan sukanya ke aya, bahkan saat aya udah mulai kesulitan saat ngomong, haruto lebih keren dari kousei yang g sempat kokuhaku dan selalu minder takut kalah dari watari, mungkin karna masih SMP kali ya. kedua nya sama sama menerima surat perpisahan dari dewi pnyelamat mereka. haruto dapat surat cinta yang isinya kurang lebih "haruto, berada didekatmu bikin aku sakit karna selalu mengharapkan kehidupan yang normal, jadi tolong tinggalkan aku dan g usah kita ketemu lagi", walaupun kadang haruto masih datang untuk menjenguk setelah baca surat itu, tapi saya rasa haruto bisa move on dari aya dengan bejibun kesibukannya di fakultas kedokteran. nah, surat dari kaori untuk kosei g kalah nyeseknya, ungkapan seluruh isi hati kaori, kenangan selama bersama, pendapatnya tentang kosei, pertanyaan pertanyaan untuk kosei agar g melupakannya, ungkapan suka, ungkapan terimakasihnya ampe ucapan maafnya terangkum semua, lebih dari 10 menit di anime buat bacain itu surat yang bikin hati terenyuh berat. 
lanjut soal ajal, kaori meninggal saat operasi diusia masih 14 tahun, aya diusia 25 tahun. hidup aya paling menyedihkan diantara mereka berdua karna aya mati perlahan, benar benar siksaan, sedangkan kaori menderitanya g selama aya. tapi tetap aja meninggal paling nyesek itu kaori, yah karna umurnya yang terlalu muda tadi, sedangkan aya masih dikasih umur 11 tahun lebih panjang buat melihat dunia. walau kematian kaori paling bikin nyesek, penderitaan/perjuangan aya lebih mengharukan. 

rasanya buat one liter of tears dan shigatsu wa kimi no uso segitu dulu. ada juga yang nyama nyamain shigatsu ini dengan nodame cantabile, tapi menurut saya itu hanya dari segi musik klasik doang, itupun sebatas piano dan biola aja, shigatsu g memasukkan tema orkestra seperti nodame. jadi dari pada dengan nodame cantabile, akan lebih mudah mencari persamaannya dengan one liter of tears, dengan tema seorang gadis berumur pendek yang memberikan dorongan motivasi kepada orang orang disekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saya akan lebih senang jika kamu menyematkan nama kamu di kolom komentar, menurut saya "anonim" bukanlah sebuah nama.